Senin, 06 Desember 2010

Re-install Makna Pergantian Tahun Baru Hijriyah

Assalamualaikum Wr.Wb
الحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ سُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّآتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.(أَمَّابَعْدُ)
Marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada kita sekalian. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabat serta segenap pengikut beliau hingga akhir zaman.
Santriwan santriwati rahimakumullah
Mari kita mempelajari kembali mengapa disebut tahun hijriyah? Kenapa bukan tahun “Muhammad” sebagai profokator hijrah atau tahun “umar” karena dia yang legitimasi penenggalan Islam dan Kenapa bukan tahun ali karena dia yang mengusulkan dicanangkannya tahun baru islam ?Jawabannya adalah Hal ini Yang membanggakan, sistem penanggalan Islam tersebut tidak mengambil nama "Tahun Muhammad" atau "Tahun Umar". Artinya, tidak mengandung unsur pemujaan seseorang atau penonjolan personifikasi, tidak sebagaimana halnya penanggalan umat Kristiani yang menamakan kalendernya sebagai "Tahun Masehi" yang diambil dari gelar Nabi Isa, yakni Al-Masih (Arab) atau Messiah (Ibrani/Hebrew).
Santriwan santriwati yang berbahagia
Dengan pergantian waktu setahun, menunjukkan bahwa umur kita bertambah satu tahun, tetapi kesempatan hidup kita di dunia telah berkurang pula satu tahun, yang berarti semakin jauh kita dari kelahiran dan semakin dekat pula kepada kematian. Hasan al-Basri mengumpamakan manusia bagaikan kumpulan hari-hari, setiap hari yang pergi, kita seperti kehilangan bagian dari diri kita. Apa yang telah pergi tidak akan pernah kembali, sekali lagi mari kita renungkan tidak akan pernah kembali hari hari kita yang telah pergi.
Tahun baru hijriyah mengingatkan kita kepada kejadian spektakuler yang pernah terjadi dalam sejarah Islam, yaitu peristiwa "hijrah". Hijrah secara harfiah artinya perpindahan dari satu negeri ke negeri lain, dari satu kawasan ke kawasan lain, atau perubahan lokasi dari titik tertentu ke titik yang lain.
Secara historis, hijrah adalah peristiwa keberangkatan nabi besar Muhammad s.a.w. dan para sahabatnya dari kota Makkah menuju kota Yathrib, yang kemudian disebut al-Madinah al-Munawwarah.
Ditetapkannya peristiwa hijrah Rasulullah dari Makkah ke Madinah sebagai awal tahun dari penanggalan atau kalender Islam, mengandung beberapa hikmah yang sangat berharga bagi kaum muslimin, diantaranya:
Pertama: perisitwa hijrah Rasululah dan para sahabatnya dari Makkah ke Madinah merupakan tonggak sejarah yang monumental dan memiliki makna yang sangat berarti bagi setiap muslim, karena hijrah merupakan tonggak kebangkitan Islam yang semula diliputi suasana dan situasi yang tidak kondusif di Makkah menuju suasana yang prospektif di Madinah.
Kedua: Hijrah mengandung semangat perjuangan tanpa putus asa dan rasa optimisme yang tinggi, yaitu semangat berhijrah dari hal-hal yang buruk kepada yang baik, dan hijrah dari hal-hal yang baik ke yang lebih baik, dari itu janganlah pernah puas dengan baik yang telah kita perbuat.
Rasulullah s.a.w. dan para sahabatnya telah melawan rasa sedih dan takut dengan berhijrah, meski harus meninggalkan tanah kelahiran, sanak saudara dan harta benda.
Ketiga: Hijrah mengandung semangat persaudaraan, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah s.a.w. pada saat beliau mempersaudarakan antara kaum muhajirin dengan kaum anshar, bahkan beliau telah membina hubungan baik dengan beberapa kelompok yahudi yang hidup di Madinah dan sekitarnya.
Dalam konteks sekarang ini, pemaknaan hijrah tentu bukan selalu harus identik dengan meninggalkan kampung halaman seperti yang dilakukan oleh Rasulullah s.a.w. dan kaum muhajirin, tetapi pemaknaan hijrah lebih kepada nilai-nilai dan semangat berhijrah itu sendiri, karena hijrah dalam arti seperti ini tidak akan pernah berhenti.
Dalam sebuah riwayat dikisahkan, ada seorang yang mendatangi Rasulullah dan berkata: wahai Rasulullah, saya baru saja mengunjungi kaum yang berpendapat bahwa hijrah telah berakhir, Rasulullah bersabda:”Sesungguhnya hijrah itu tidak ada hentinya, sehingga terhentinya taubat, dan taubat itu tidak ada hentinya sehingga matahari terbit dari sebelah barat”.
Untuk itu, mari kita jadikan makna hijrah dengan semangat menyambut masa yang akan datang dengan penuh harapan, kita yakin bahwa sehabis gelap akan terbit terang, setelah kesusahan akan datang kemudahan dan kita yakin bahwa pagi pasti akan datang walaupun malam terasa begitu lama dan panjang. Karena roda kehidupan selalu berputar dan tidak mungkin berhenti, hidup kan terus berputar walau penuh tangisan.
Imam Syafi’i pernah bekata:”Memang sebeanrnya zaman itu sugguh menakjubkan, sekali waktu engkau akan mengalami keterpurukan, tetapi pada saat yang lain engkau memperoleh kejayaan”. Akan tetapi kita tidak akan pernah memperoleh kejayaan selama kita tidak pernah berupaya meraihnya, dalam arti lain kita tidak akan pernah sukses kalau kita tidak mau belajar dan berlatih, kita tidak akan hidup senang kalau kita tidak bekerja. Saudara-saudaraku bekerjalah dan bersabarlah kemudian ketahuilah bahwasannya kalau kita bersabar terhadap kesulitan dan kesempitan, maka kita akan menikmati kenikmatan yang panjang dan abadi seperti kata toriq dalam khutbahnya wa’lamu annakum in syabartum alal assaqi qolilan istamta’tum bil arfahil adillati towilan.
Santriwan santriwati yang berbahagia
Hijrah dalam konteks kekinian sepertinya hijrah dari keberagamaan kita yang kultural menuju keberagamaan kita yang hakiki dan kaffah, memang kita harus mengakui bahwa kita berislam karena kelurga kita muslim, kita muslim karena kita dilahirkan dan hidup di tengah-tengah masyarakat muslim, kemudian muncul sebuah statemen berislamkah kita ketika kelurga kita kafir? Muslimkah kita ketika kita dilahirkan dan hidup ditengah-tengah orang-orang kafir? Tentu jawannya variatif dan kontra produktif. “kita harus menyadari dan mempertanyakan keberislaman kita, karena Diakui atau tidak dan disadari atau tidak disadari, kita sudah terlalu rela dengan pola hidup kita yang kafiri, dengan sikap kita yang sebenarnya menunjukkan bahwa keberislaman kita perlu dipertanyakan? Kita sudah sombong dengan keberagamaan kita sehingga kita mengklim diri kita yang terhebat. kita tidak pernah berfikir ataupun merenung bahwa orang-orang yang kita sebut-sebut sebagai orang-orang kafir ternyata mereka lebih islami dari pada kita sebagai orang-orang muslim sendiri. Kita tidak pernah merasa berat dan pilu ketika mereka berupaya menghancurkan agama kita dengan gaya-gaya mereka. kita tidak pernah merasa sedih dan menjerit ketika saudara-saudara kita terbunuh di bumi plestina. Kita tidak pernah brontak ketika promosi dan legalisasi hubungan seks sesama jenis di tayangkan oleh stasiun televisi di negara ini yang notabennya beragama islam, bahkan ada sebagian akademisi muslim yang sepakat dengan itu!,saudaraku kita tidak akan pernah menangis melihat saudara-saudara kita yang menjadi korban kekejaman yahudi. Bahkan kita tidak akan pernah merasa terinjak-injak oleh aliran-aliran masa kini yang berobsesi dan berupaya memalsukan alquran dan hadits.
saudara-saudara kita tidak akan pernah merasa selama kita tidak mau membaca dan berfikir kemudian bergerak dan merubah pola dan sikap, kita tidak akan pernah merasa dan selamanya tidak akan pernah merasa selama kita masih senang kepada pola hidup hedonis yang menjadi racun dalam jiwa kita.
Santriwan santriwati yang saya hormati
Sikap kita yang lain yang menunjukkan bahwa kita tidak islami adalah sikap kita terhadap waktu, selama ini kita rela membuang-buang waktu kosong kita tidak pernah merasa kehilangan waktu yang terbuang begitu saja seakan-akan kita abaikan firman Allah yang berulang-ulang kali disebutkan di dalam Al-quran surat al-asr والعصر demi masa kemudian Allah menyebutkannya dalam surat al-insyirah ayat 7 فاذافرغت فانصب dan di dalam surat al-hasr ayat 18والتنظر نفس ماقدمت لغد dan masih banyak ayat-ayat lain yang menjelaskan dan mengajarkan kita untuk memperhatikan waktu, sayidina Ali RA mengatakan Bila hari ini sama dengan kemarin, berarti kita telah merugi. Dan jika hari ini lebih jelek dari kemarin, maka kita termasuk orang yang celaka. Tetapi barangsiapa hari ini lebih baik dari kemarin, itulah orang yang beruntung.
Saudaraku yang saya hormati mari kita melihat orang-orang yang maju dan berpengaruh kepada orang lain mereka adalah tokoh-tokoh kita yang fulcare terhadap waktu. dan kita lihat negara-negara maju seperti amerika jepang cina dan negara maju lainnya yang mayoritas masyarakatnya didominasi oleh orang-orang nonmuslim dan kita bisa melihat negara berkembang seperti negara mesir yang merupan negara tertua dan negara kita sendiri yang penduduknya muslim. Nampaknya kita harus mengakui bahwa maju dan berkembangnya negara tergantung kepada sikap mereka terhadap waktu.kemudian siapakah yang paling menghargai waktu di dunia ini kita atau mereka ?
Saudara-saudara marilah kita menyadari dan bertanya kepada diri kita sendiri kemudian kita membuat sebuah pernyataan sementara bahwa kita sudah berbohong kepada tuhan dengan keberislaman kita yang sebatas janji dan ikrar belaka, karena kita tidak pernah bersikap islami dan kita harus malu kepada orang-orang kafir yang menjadi jauh lebih islami dari pada kita sendiri.
Sebagai pemuda yang santri kita harus senantiasa membaca, berfikir,dan bergerak berupaya menjaga kemurnian agama Allah dengan menjadi benteng kekuatan ummat islam yang kuat dan kokoh, namun untuk menjadi benteng yang kokoh kita harus memantapkan aqidah dan jiwa kita agar kita bisa memahami agama kita dengan sempurna.
Santriwan santriwati yang berbahagia
Akhir kata mari kita hijrah dari aqidah kulturar menuju aqidah yang haq dan dari sikap kafiri menju sikap islami. Selamat tahun baru hijriyah 1432.

Wassalamualaikun Wr.Wb

Pidato Iedul Adha 1431

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
-
اللهُ أَكْبَرُ 9×
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لآ إلَهَ اِلاَّ اللهُ اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ اَكْبَرُ وِللهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى جَعَلَ يَوْمَ الْغَدِ عِيْدًا لِلْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحَّدَنَا بِعِيْدِهِ كَأُمَّةٍ وَاحِدَةٍ مِنْ غَيْرِ اْلأُمَمِ، وَنَشْكُرُهُ عَلَى تَمَامِ إِحْسَانِهِ وَهُوَ ذُو الْجَلاَلِ وَاْلإِكْراَمِ.
أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ اِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ، اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَن تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ.
الَلَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى حَبِيْبِناَ الْمُصْطَفَى، الَّذِى بَلَّغَ الرِّسَالَةَ، وَأَدَّى اْلأَمَانَةَ، وَنَصَحَ الأُمَّةَ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ دَعَا إِلَى اللهِ بِدَعْوَتِهِ، وَجاَهَدَ فِى اللهِ حَقَّ جِهَادِهِ.
أَمَّا بَعْدُ: عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ !

Alhamdulillah, kembali Allah SWT mempertemukan kita di tempat ini dalam rangka menta’zhimkan syi’ar agama-Nya, bertakbir mengagungkan asma-Nya, ruku’ sujud bertaqarrub serta bersyukur atas segala karunia-Nya. Kemudian esok, kita akan bersama-sama melaksanakan shalat sunnat 2 rakaat dan akan dilanjutkan dengan menyembelih hewan Qurban, sebagai manifestasi ketaatan terhadap perintah-Nya, meneladani sunnah Rasul-Nya serta memperingati peristiwa pengorbanan Khalilullah Nabi Ibrahim dan Ismail ’alaihimassalam.
Santriwan-santriwati yang berbahagia...
Pada hakekatnya, ada hubungan yang kuat antara pelaksanaan shalat ‘Idul Adha, penyembelihan Qurban, dengan eksistensi kita bahkan masa depan kita sebagai umat beriman. Hubungan tersebut tersirat dalam Al-Qur’an surat al-Kautsar :
            
Surat Al Kautsar sungguh memberi kabar gembira kepada umat akhir zaman bahwa betapa Allah SWT yang Maha Rahman telah memuliakan junjungan alam Muhammad saw. dengan berbagai karunia berupa “al kautsar”, yaitu: al-Khairu-l-Katsir (kebaikan yang banyak), al Islam, al-Quran, Katsratu-l-Ummah, al-Itsar, dan ”Rif’atu-dz-Dzikri” di dunia ini kemudian telaga al Kautsar di akhirat kelak. Itu semua, sudah Allah karuniakan kepada nabi kita Muhammad saw. Sedang bagi kita selaku ummat beliau, semua itu merupakan ”busyra” atau kabar gembira; bahwa jika kita memenuhi syarat untuk mencapainya, maka semua karunia itu pun akan disediakan bagi kita. Syaratnya hanya ada dua, yaitu ; menunaikan shalat karena ”Tha’atan wa Taqarruban” (ta’at dan mendekatkan diri), dan menyembelih binatang Nahr/Qurban karena ”Syukran” (bersyukur) atas nikmat Allah yang tak terhitung satuan maupun jumlahnya. Dengan memperbanyak shalat yang juga bermakna do’a dan banyak berkorban (Tadlhiyah), nikmat dan karunia dari Allah tidak akan pernah berkurang bagi yang melaksanakannya. Justru dengan jalan itu, karunia Allah akan terus bertambah sepanjang jalan shalat dan pengorbanan itu masih terlaksana. Jalan itu merupakan jalan yang memastikan masa depan dan yang menjanjikan kebaikan, kemajuan dan kebahagiaan, sekarang dan untuk saat yang berkepanjangan kelak.
Allahu Akbar 3X La Ilaha Illallahu Allahu Akbar Walillahilhamd.
Tetapi sebaliknya, apabila jalan shalat dan pengorbanan itu tidak ditempuh, karena memperturutkan kemalasan dan kebakhilan, maka Allah tegaskan :
   
Artinya, disebabkan keengganan mengikuti sunnah Rasulullah saw berupa penunaian shalat dan kurban, maka ”Al-Abtaru” atau keterputusan dari rahmat Allah SWT telah menjadi ketetapan. Suatu gambaran masa depan yang suram, sebab tanpa rahmat Allah maka kegelapan lahir batin telah menanti. Kegelapan individual kemudian kegelapan sosial menjadi tak dapat dihindari. Na’udzubillahi min dzalik..
Santiwan-santriwati rahimakumullah...
Tadi disebutkan bahwa di antara makna ”al kautsar/karunia yang banyak” itu adalah ”Rif’atu-dz-Dzikri” atau kedudukan yang tinggi dan sanjungan yang luhur. Itu merupakan resultante/hasil akhir yang memang wajar dan logis. Betapa tidak, sebab posisi kesyukuran dan pengorbanan itu berada pada anak tangga yang luhur. Mengapa? Karena berkorban untuk kebaikan sesama atau orang banyak itu harus berdasarkan keikhlasan dan kerelaan yang bukan setengah hati. Berkorban juga merupakan bentuk keihsanan yang merupakan kelanjutan dari taqwa ”TSUMMATTAQAU WA AHSANU” kemudian mereka bertaqwa dan berbuat ihsan. ”WALLAHU YUHIBBUL MUHSININ”; Maka hanya cinta Allah yang akan diberikan kepada mereka yang berkorban dan berbuat ihsan. Sebagaimana telah ditegaskan Allah dalam surat Al Maidah ayat 93 :
           • •    • •  • •     
“Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan makanan yang telah mereka Makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebajikan. dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”.
Allahu Akbar 3 X walillahilhamd
Santriwan-santriwati yang dimuliakan Allah
Binatang kurban yang disebut Udlhiyah atau Nahr adalah simbolisasi tadlhiyah yakni pengorbanan. Baik udlhiyah maupun tadlhiyah posisinya sama sebagai ‘ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah (taqarruban wa qurbanan). Jika menyembelih udlhiyah merupakan ‘ibadah material yang ritual, maka taldhiyah/pengorbanan di jalan Allah merupakan ‘ibadah keadaban yang memajukan sektor-sektor kehidupan yang lebih luas. Tidak ada ruginya orang yang berudlhiyah dan bertadlhiyah, karena sesungguhnya termasuk dalam kerangka MULTI QURBAN/pendekatan diri dan MULTI INVESTASI.
Di sini akan kami sampaikan beberapa makna berkorban :
Pertama, Bertadlhiah merupakan multi pendekatan diri/qurban, sebagaimana dinyatakan dalam ikrar seorang muslim yang bertaqarrub kepada Rabbnya melalui shalat :
إِنَّ صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِى للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Kita diperintahkan untuk bertaqarrub kepada Maha Pencipta dengan shalat serta ‘Ubudiah yang lain, dan bertaqarrub kepada Allah dalam segala aktivitas hidup ini.
Kedua, bertadlhiyah bermakna multi investasi. Di antaranya adalah :
1. Merupakan investasi sosial (social investment)
Karena jelas, pengorbanan baik material maupun moral memberikan dampak sosial yang positif. Yang mampu dapat membantu yang kekurangan dan orang-orang yang sedang tertimpa musibah seperti saudara-saudara kita yang menjadi korban meletusnya gunung Merapi di Jogja ataupun mereka, korban bencana alam yang akhir-akhir ini kerap terjadi di tanah air tercinta ini. Dengan demikian, hubungan dan tatanan sosial dalam masyarakat kita akan semakian baik. Kita tidak boleh ragu apalagi khawatir untuk menjadi orang yang rela dan ikhlas berkorban demi kemaslahatan ummat, karena balasan yang sangat besar dari Allah sudah dijanjikan dalam Al-Quran Surat An-nisa ayat 114 disebutkan :
               ••          •  
“Bahwa tidak ada kebaikan dalam pembicaraan atau wacana yang diadakan, kecuali untuk mengajak orang bersedekah, memerintahkan yang ma’ruf, atau untuk mendamaikan sengketa di antara masyarakat. Dan barangsiapa melakukan itu karena ridha Allah niscaya berbalas pahala yang besar”.
2. Bertadlhiah merupakan investasi ekonomi (economic investment).
Sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran Surat al-Lail, ayat 5-10:
•   •        •          
“Barangsiapa memberi dan bertaqwa serta membenarkan balasan yang sebaik-baiknya, maka niscaya Kami beri kemudahan demi kemudahan. Dan barangsiapa yang kikir dan merasa tidak memerlukan orang lain serta mendustakan pahala yang lebih baik, maka niscaya Kami bukakan baginya pintu kesulitan”.
Jelas sekali ayat tadi menerangkan bahwa, orang yang banyak berkorban, maka ia akan mendapat pertolongan dan kemudahan dari Allah, baik itu dalam hal rizki ataupun yang lainnya. Maka tepat sekali dikatakan bahwa, berkorban adalah tabungan dan perbekalan ekonomi. Namun sebaliknya, kalau kita enggan untuk berkorban, maka Allah tidak akan segan-segan memposisikan kita dalam kesulitan. Naudzubillah....
3. Bertadlhiah juga merupakan bentuk investasi moral (moral investment)
Investasi yang mampu mengikis kekikiran atau ”Asy-Syuhhu”. Sifat kikir sangat berbahaya, sebagaimana diperingatkan dalam sabda Rasulullah saw:
إِيَّاكُمْ وَالشُّحَّ فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِالشُّحِّ أَمَرَهُمْ بِالْبُخْلِ فَبَخِلُوا وَأَمَرَهُمْ بِالْقَطِيعَةِ فَقَطَعُوا وَأَمَرَهُمْ بِالْفُجُورِ فَفَجَرُوْا (رواه أبوداود)
Artinya: ”Hati-hati dengan sifat kikir. Sebab sesungguhnya kehancuran umat sebelum kalian diakibatkan kekikiran, sifat kikir telah mendorong mereka untuk berlaku pelit, lalu mendorong mereka untuk memutus silaturahim dan akhirnya telah mendorong mereka melakukan kejahatan”.
4. Terakhir, pengorbanan di jalan Allah tentu saja sebagai investasi ukhrawi. Sebagaimana disebutkan dalam Hadits bahwa :
رُوِيَ عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : يَا أَيُّهَا النَّاسُ، ضَحُّوْا وَاحْتَسِبُوْا بِدَمِهَا فَإِنَّ الدَّمَ وَإِنْ وَقَعَ فِي اْلأَرْضِ فَإِنَّهُ يَقَعُ فِي حَرَزِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ.
Dari Ali ra. Nabi Saw. bersabda, “Wahai manusia, berkorbanlah kamu sekalian dan harapkan dari kurbanmu itu dengan darahnya, yakni dari apa yang dibailk darahnya. Karena darah kurban itu sekalipun jatuh ke tanah, sebenarnya ia tidak jatuh ke tanah tapi jatuh di pangkuan Allah.”
Kalau darah tersebut jatuh ke pangkuan Allah, maka Allah akan berikan apa yang menjadi keinginanmu, Allah akan memberikan balasan kepadamu.
Demikian agungnya makna serta pahala udlhiyah maupun tadlhiyah sebagai wujud pengorbanan untuk memajukan hidup sekaligus mendekatkan diri kepada Allah. Menumbuh kembangkan spirit pengorbanan merupakan bagian mendasar dalam rangka pembentukan karakter masyarakat dan bangsa yang beradab.
Allahu Akbar 3 X walillahilhamd
Santriwan-santriwati yang berbahagia
Sebelum kami mengakhiri ceramah ini, sejenak mari kita mengevaluasi diri kita. Apakah kita sudah termasuk orang-orang yang siap berkurban dengan keikhlasan yang sempurna? Ataukah sebaliknya? Benarkah kita sudah mempunyai investasi-investasi tersebut di atas?
Ayyuhal Ikhwah Wal Akhawat . . . . .
Betapapun, kita telah banyak berbuat salah pada diri kita, kepada masyarakat serta ma’siat kepada Allah, maka marilah kita kembali kepada Allah SWT yang menyeru kita dalam al-Quran Surat Azzumar, ayat 53 s/d 55:
            •    •                     •                

“Katakanlah, hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepadaNya, sebelum datang adzab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, sebelum datang adazab kepadamu dengan tiba-tiba sedang kamu tidak menyadarinya”.
Mari kita sadari betapa Allah telah memberi kita karuniaNya yang banyak. Maka sebagai makhluk yang tahu berterima kasih, marilah kita mendekat kepada-Nya. Jangan pernah kita tinggalkan shalat, perbanyak dan perbaikilah shalat sunat dan mensyukuri nikmat. Mari belajar berempati kepada sesama dengan bentuk tadlhiyah (pengorbanan), moral ataupun material. Mari syi’arkan ’idul Qurban ini dengan menyaksikan, membantu atau juga menyembelih seekor hewan qurban, demi memenuhi seruan Allah, meneladani Rasulullah, memperingati pengorbanan kekasih Allah Nabi Ibrahim & Ismail ’alaihimassalam, dan untuk belajar berempati terhadap saudara-saudara kita yang kurang mampu.
Seseorang menjadi besar karena jiwanya besar. Tidak ada jiwa besar tanpa jiwa yang punya semangat berkorban. Berkat Ruhul Badzli wal Tadlhiyah wal Mujahadah/spirit berbagi, berkorban dan berjuang, ummat ini telah menjadi ummat yang besar, bergengsi dan disegani dunia dalam sejarahnya. Mari kita kembalikan kebesaran serta gengsi ummat ini dengan menyemai semangat memberi, berkorban dan mujahadah pada diri, keluarga kita dan saudara sesama Muslim lainnya.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Apabila ada kesalahan dalam kata-kata maupun perbuatan, ribuan maaf kami harapkan dan akhirnya.....

Sabtu, 04 September 2010

Khutbah Iedul Fitri

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اللهُ أَكْبَرُ 9× أَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاَ. لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهَ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ وَِللهِ الْحَمْدُ.
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى حَرَّمَ الصِّيَامَ أَيَّامَ اْلأَعْيَادِ ضِيَافَةً لِعِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ الَّذِى جَعَلَ الْجَنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ.
اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ. أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

JAMA’AH SHALAT IDUL FITRI SE E MULJE EGI ALLAH
Alhamdulillah pada pagi se berbahagia ka’ dinto sabben tanggal sittong sabal tahun hijriyah sadejeh umat Islam e segenap penjuru dunnyah bangkit serentak areng-sareng menyuarakan tor menggemakan suara takbir tor tahmid, nyucce eh tor ngagung ngagi asma Allah tor merayakan shalat idul fitri, sae e masjid-masjid, e mushalla otabah e lapangan terbuka. Ngireng beden kaule sadejeh kibarkan tinggi-tinggi bendera Islam tor kita angkat panji kemenangan tor perdamaian. Alam semesta ka’dintoh se terdiri deri langi’, bumi, tor sadejeh essenah aropa’agi ciptaan Allah, bergerak di bawah aturan tor kakobesaan Allah, bernaung di bawah penelitian tor pengawasan epon Allah. Kakobesaan para penguasa adalah sanget kenek bila e bendingagi kalaben kakobesaan Allah se Maha Kobesah. Allah Maha Ngaoningih sadejeh gema irama niat se tersembunyi e balik lapisan ateh tor jantung manossah. ALLAHU AKBAR 3x WALILLAHIL HAMD.
SAUDARA-SAUDARA KAUM MUSLIMIN MUSLIMAT RAHIMAKUMULLAH
Kita umat Islam tor sedejeh umat Islam edunnyah ajelennagi ibada puasa Ramadhan sabulan abiddah delem sataon, kalaben patuh tor ta’at. Kita apoasa kalaben nahan hawa nafso tor adinggallagi kebiasaan odi’ sehari-hari e bekto siang, akadiah makan, minum tor sadejeh hal-hal se bisa abettallagi poasa, benni sebagai penyiksaan abe’ karena ngarep sesuatu, melainkan sebagai pembaktian abe’ de’ gusti Allah se Maha Kobessah, karena se mata-mata ngarep ridha epon Allah.
Allah adebu e delem Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183 :
              
Arte epon :
“Hei oreng-oreng se beriman ! ella ewajibagi ka be’na kabbi apoasa, akadiah se ella ewajibagi de’ umat-umat sabellunah be’na kabbi, sopajeh be’na kabbi deddi oreng-oreng se taqwa (surat Al-Baqarah : 183)
Parenta poasa namung ewajibagi monggu oreng-oreng se berimah bisaos. Deddi oreng-oreng se ta’ beriman otomatis ta’ wajib apoasa sesuai kalaben ayat kasebut. E samping apoasa pada malam hari epon beden kaola sadejeh alaksanaagi shalat tarawih berjema’ah, tadarrus (maus Al-Qur’an), shalat malam (tahajjud) sambil nyo’on de’ gusti Allah ampunan deri sadejeh dusah tor mabennya’ amal kabegusan. Sadejeh ka’dinto dikerjakan se mata-mata kaangguy mencapai gelar predikat muttaqien. Enggi ka’dinto oreng-oreng se onggu-onggu taqwa de’ gusti Allah. Bulan suci Ramadhan aropa’agi paleng moljenah bulan. Sabeb sepertiga awal Ramadhan possa’ kalaben Rahmat Allah, sepertiga pertengahan aropa’agi ampunan deri sadejeh dusah, sepertiga penghabisan aropa’agi pembebasan diri deri apoy naraka. Ben e delem bulan Ramadhan bedeh sittong malem se enyamai malem LAILATUL QADAR. Se keutamaan epon lebbi begus deri ibadah saebu bulan. Saebu bulan same sareng 83 tahun tambe 4 bulan. E dalem bulan Ramadhan jugan ampon etoronagi kitab suci Al-Qur’an sebagai petunjuk monggu oreng-oreng se taqwa “LAALLAKUM TATTAQUN” itulah tujuan poasa. Kalaben harapan moge-moge sadejeh umat islam se poasa e penjuru dunnyah khususse e nagara kita Indonesia deddi hamba-hamba Allah se taqwa. Amin. Ibada poasa ampon adidik beden kaula sadejeh oning akan ta’at tor disiplin. Kodrat ta’at tor disiplin kasebut se mengemudikan jelen odi’ kita, selama kita ajelenagi ibadah poasa wajib kita pakai juru mudi kaangguy odi’ tor kaodi’an kita selanjutte salaennah bulan Ramadhan.
Allah SWT. awajibagi poasa sabulan e bulan Ramadhan monggu sadejeh umat nabi Muhammad se beriman, e siang hari bisaos. Malam hari epon kengeng abuka. Ka’ dintoh aropaagi kemurahan tor fadhal deri Allah se beden kaula sadejeh wajib syokkoreh. Allah Adebu e delem hadits qudsi :
الصَّوْمُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ
Arte epon :
“Poasa Areyah kaangguy sengko’, ben sengko’ se bekal malessah.
Manabi ibada shalat, makaluar zakat, haji ke Baitullah, sadejenah ka’dintoh buto gerakan tubuh, fungsi epon abelih ka abe’ dibi’. Manabi ibada poasa enggi ka’dintoh ibada rahasia se ta’ buto gerakan tubuh. Tujjuan epon se mata-mata ka angguy gusti Allah. Ben Allah se bekal malessah ibada poasa ka’dintoh.
Rasulullah adebu e dalem Hadist epon :
لَوْ تَعْلَمُ أُمَّتِى مَافِى رَمَضَانَ لَتَمَنَّوْا أَنْ تَكُوْنَ السَّنَةُ كُلُّهَا رَمَضَانَ
Arte epon :
“Je’ sakengah ummatah sengko’ taoh apa-apa se egendu’ neng bulan Ramadhan, yektenah sakabbinah ngarep sataon benteng deddi bulan poasa (Ramadhan)” .
Neng hadist lain edebuagi :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالَ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Arte epon :
“sapa-sapa oreng se apoasa e bulan Ramadhan, pas nyambung apoasa 6 areh deri bulan syabal samarenah tellasan, maka nilaiah padeh ben apoasah sataon benteng”.
Ngireng baden kaula sadejeh introspeksi diri otabeh agi’ gigi’ ka abe’ dibi’, se jauh mana amal kabegusan tor dusah se beden kaola sadejeh lakonih, terutama dalam arena perjuangan di era reformasi tor globalisasi samangken ka’dinto se possa’ kalaben tantangan.
Suatu penyakit rohani monggu umat Islam se sampe’ samangken gi’ cekka’ neng ateh enggika’dintoh penyakit iri, hasud, dengki, benci, riya’ (ibada ka Allah niatta karena terro eyabesse/ealemma oreng, ujub (arassa heran ka abe’ dibi’, se akan-akan sakabbina amalla bagus. Egoisme, sum’ah (tero ekedingah oreng laen). dzolim, cerek, lecek, ghibah, marah, mencela, menipu, memfitnah, takabbur (sombong) korupsi, kardiman (ngala’ karepah dibi’ sepenting nyaman) tor penyakit batin laenna se ta’mungkin esebut sadejenah.
Ngireng beden kaule sadejeh bueng tor jauih sadejeh macem penyakit batin se bede neng ateh tor genteeh kalaben cahaya iman se koat tor kokoh se selalu menyinari kalbu kita, saengge memancar sifat-sifat terpuji se eridhai Allah SWT. sopajah beden kaula sadejeh tamasok hamba-hamba Allah se sholeh. Amin.
Rasulullah adebu e dalem hadist :
إِذَا كَانَ آخِرُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ بَكَتِ السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ وَالْمَلاَئِكَةُ مُصِيْبَةً ِلأُمَّةِ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ. قِيْلَ : يَا رَسُوْلُ اللهِ أَيُّ مُصِيْبَةٍ هِىَ ؟ قَالَ : ذِهَابُ رَمَضَانَ فَإِنَّ الدَّعَوَاتِ فِيْهِ مُسْتَجَابَةٌ وَالصَّدَقَاتِ مَقْبُوْلَةٌ وَالْحَسَنَاتِ مُضَاعَفَةٌ وَالْعَذَابَ مَدْفُوْعٌ.
Arte epon :
“Bila tiba malam terakhir deri bulan Ramadhan langi’, bumi, tor sadejeh malaikat pada molar, sebagai musibah monggu umat Nabi Muhammad, Sahabat atanya : Duh gusti Rasulullah ! Musibah ponapa ka’dinto ? Rasulullah ajawab : Ye areya perginya bulan Ramadhan. Sabeb neng bulan Ramadhan do’a-do’a mustajab, sadeka tor zakat etarema, kabagusen-kabegusan etekel berlipat-lipat ben siksaan e tolak ”.
E antara kenikmatan se beden kaula sadejeh koduh pertanggung jawabkan selaku amanat deri Allah enggi ka’dinto harta benda. Harta benda aropaagi karuni Allah se diamanatkan Allah monggu beden kaule sadejeh sebagai pengurus epon. Maka karna ka’dinto sejak awal bulan Ramadhan sampe’ sabelun shalat idul fitri emulai, ewajibagi monggu kita makaluar zakat fitrah de’ oreng-oreng se berhak menerima enggi ka’dinto fakir miskin, anak-anak yatim piatu se ko’ong (sobung reng seppo duwa’na), tor sadejeh se ampon e tetepagi dalem Al-Qur’an.
Allah Adebu edalem Al-Qur’an :
                         
Arte epon :
“Saongguna zakat-zakat areah namong kaangguy oreng-oreng fakir miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf segi’ lemah imanna, kaangguy memerdekakan budak, oreng-oreng se andi’ otang, kaangguy jelen Allah, ben oreng se pa’reppa’an dalem perjalanan, sebagai kewajiban deri Allah ben Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (Surat At-Taubah ayat 60)”.
Islam sanget memperhatikan kaodien oreng-oreng se ta’ endi’, saengga Islam tidak menghendaki manabi sampek mereka ta’ bisa ikut serta menikmati suasana hari raya idul fitri, se ka’ dimma neng areh ka’dinto kaum muslimin muslimat haram apoasa. Islam awajibagi de’ sadejeh umatta kaangguy nyokopeh kebutuhan oreng-oreng fakir miskin neng e tellasan ka’dinto sopaja mereka tidak kelaparan tor noro’ berlebaran jugan. Nishob/katentuan majar zakat fitrah benyak epon satu sha’. Satu sha’ same sareng 3 kg beras otabe sagentang beras. Manabi majar zakat fitrah kalabebn obeng, maka koduh senilai harga beras 3 kg. lebih deri harga beras kasebut, lebih afdhal kaangguy adukung kabutoan fakir miskin. Ponapah tujjuan zakat fitrah ? Tujjuan epon enggi ka’dinto kaangguy aberse’eh jiwa kita deri sadejeh dusah, abebasagi diri kita deri apoy naraka, sopajah sobung gap (jurang pemisah) antara se andhi’ sareng se ta’ andhi’, antara se kaya sareng se miskin tor madeddi poasa kita etarima sareng Allah SWT. Amin
Akadiah se ampon disinyalir (e nyata’agi) dalem hadist :
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : فَرَضَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِيْنِ، فَمَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلاَةِ فَهِىَ زَكَاةٌ مَقْبُوْلَةٌ وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلاَةِ فَهِىَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ. (رواه أبو داود وابن ماجه)
Arte epon :
“Dari Ibnu Abbas r.a. berkata : Rasulullah awajibagi zakat fitrah sebagai pembersih monggu oreng se apoasa Ramadhan deri perbuatan sia-sia tor keji tor aropa’agi pemberian makan monggu oreng-oreng miskin. Maka paserah oreng se makaluar zakat fitrah sabelun shalat ied, maka ka’dinto zakat se etaremah, tor paserah oreng se makaluar zakat fitrah salastarenah shalat ied, maka ka’dinto aropa’agi sadekah deri cem-macemma sadekah. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)”
MA’ASYIRAL MUSLIMIN WAL MUSLIMAAT SE EMOLJEAGI ALLAH
Dalem kasempatan berlebaran neng hari raya iedul fitri 1431 H samangken, ngireng beden kaula sadejeh same-same aberse’e ateh antar se sama muslim. Ngireng paelang rasa beji’, dengki, iri, hasud, riya, ujub, takabbur (sombong) tor sadejeh penyakit batin lainna, tor gente’eh kalaben sifat marhamah (saling sayang menyayangi), mahabbah (saling cinta-mencitai), tawadhu’ (rendah hati/andep ashor), lambe’, qana’ah (naremah papareng Allah kalaben puas), sabar, tahan uji dll.
Kalaben ateh terbuka, wajah se berseri-seri tor tangan se diulurkan ngireng beden kaula sadejeh saling berma’af-ma’afan lahir batin. Kita buka lembaran baru se gi’ pote, berse, tor kita isi kalaben tinta emas. Kita tutup lembaran lama se mongkin benyak terdapat bintik-bintik celleng tor noda. Se seppo apareng ma’af de’ka se ngodeh, saka’dinto jugan sabaliga se ngodeh apareng ma’af de’ka se seppo, oreng toah apareng ma’af de’ potrah, rakah apareng ma’af de’ka rajih. Saka’dinto jugan sabeliga, mattoah apareng ma’af de’ manto, mantoh apareng ma’af de’ mattoah, kaka’ ben ale’, beleh ben beleh laennah, taretan ben taretan laennah, tatangga ben tatangga laennah jung saleng minta saporah deri sadejeh dusah se elakonih selama ka’dinto kalaben cara berjabatan tangan (bersalam-salaman).
Rasulullah adebu :
تَصَافَحُوْا يَذْهَبِ الْغِلُّ عَنْ قُلُوْبِكُمْ
Arte epon :
“Asalamna be’na kabbi, yektenah sifat dendam bekal lenyap deri atenah be’na kabbi”.
Ngireng beden kaula sadejeh menjalin hubungan silaturrahmi antara satu kalaben laenna. Je’ sampe’ bedeh eantara beden kaula sadejeh megge’ hubungan silaturrahmi otabeh asoker aon taon. Oreng akadieh ka’dinto ejamin ta’ bekal maso’ suarga.
Rasulullah adebu :
لاَيَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعُ الرَّحِمِ
Arte epon :
“Ta’ bekal maso’ suarga oreng se megge’ hubungan silaturrahmi”.
Ya Allah ya Tuhan kami ! terimalah amal ibadah puasa e bulan Ramadhan se tapongkor tor parengi saporah, palebbur dusah-dusah beden kaula sadejeh tor beden kaula sadejeh umat Islam padeddiagi oreng-oreng se onggu-onggu taqwa de’ka Allah, penter asyokkor de’ ni’mat Allah, ikhlas beribadah dalam segala hal tor moga-moga sabar, tahan uji dalem ngadebi cem-macemma ujian tor musibah tor moga-moga tamaso’a kabulanna Allah se sholeh.
Ya Allah ya Tuhan kami ! padepa’agi umur beden kaula sadejeh saengge bisa tapanggi pole sareng tamoy se paleng molje, se paleng agung enggi ka’dinto bulan suci Ramadhan neng taon taon se bekal dateng.
Ya Allah ya Tuhan kami ! sinarilah hati kami tor hati sadejeh umat Islam kalaben cahaya iman se koat, kokoh tor samporna, saengge beden kaula sadejeh bisa abentengih abe’ deri musuh-musuh Islam, aliran-aliran sesat, macem-macem terorisme, kemunafikan, tipu daya harta, tahta, dan wanita, budaya se berbau barat, memerangi setan, sae se aropah manossah otabeh jin, memerangi hawa nafsu kaangguy negga’agi kalimat Allah tor padeddi’agi akhir hayat kita husnul khatimah, abekta iman tor Islam, tor moga-moga ucapan beden kaula sadejeh se paling terakhir enggi ka’dinto dua kalimat syahadat.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
“Beden kaule nyakse’eh je’ sobung pangeran angeng Allah, tor beden kauleh nyakse’eh je’ Muhammad utusan Allah”. Amin ya rabbal alamin
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَآ أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللهِ حَقٌّ فَلاَ تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلاَ يَغُرَّنَّكُمْ بِاللهِ الْغَرُوْرُ. إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوْهُ عَدُوًّا. إِنَّمَا يَدْعُوْ حِزْبَهُ لِيَكُوْنُوْا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيْرِ.
اللهُ أَكْبَرُ 2× لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ.
اللهُ أَكْبَرُ وَِللهِ الْحَمْدُ.

Kamis, 26 Agustus 2010

KEAGUNGAN CINTA

عَظَمَةُ الْحُبِّ
فىِ جَوْفِ اللَّيْلِ كَانَ عَبْدَ اللهِ رَفَعَ يَدَيْهِ لِطَلَبِ الْهِدَايَةِ إِلىَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَ كَانَ هُوَ خِرِّيْجُ "جَامِعَةُ اْلأَزْهَارِ" الْقَاهِرَةِ بِمِصْرَ وَهُوَ يَدْعُوْ اللهَ لِأَنْ يُّعَاوِنَهُ فىِ اْلأَمْرِ الَّذِى كَلَّفَهُ اْلأَنَ. لِأَنَّهُ مِنْ طُلاَّبِ جَامِعَةِ اْلأَزْهَارِ الَّذِى لَمْ يَتَزَوَّجْ. وَلَوْ كَانَ عُمْرُهُ زَادَ مِنْ 28 سَنَةً. حَتَّى يَتَكَلَّمَ النَّاسَ حَوْلَهُ عَنْ حَالِهِ اْلاَنَ.
وَبَعْدَ اْلأَيَّامِ الْقَلِيْلَةِ أَتَى إِلَيْهِ الدَّهْرُ بَيْنَمَا دَعَاهُ أُسْتَاذُهُ الشَّيْحُ أَحْمَدُ بَدْرُ الصَّالِحِ. الَّذِى عَلَّمَهُ الْعُلُوْمَ الْكَثِيْرَةِ عِنْدَ تَعَلُّمِهِ فىِ الْمَدْرَسَةِ السَّنَوِيَّةِ وَاْلعَالِيَّةِ. حِيْنَئِدٍ أَنْبَأَهُ أُسْتَاذُهُ بِأَنَّ بِنْتَهُ قَدْ أَتَمَّتْ دِرَاسَتَهَا فىِ جَامِعَةِ أُمُّ الْقُرَى مَكَّةً الْمُكَرَّمَةَ. وَأَرَادَ اَلشَّيْحُ أَنْ يَنْكِحَهَا بِعَبْدِ اللهِ.
فَأَعْجَبَ عَبْدَ اللهِ هَذَا الْخَبَرُ وَ أَفْرَحَهُ كَمَا أَنَّهُ لَمْ يَتَصَدَّقَ أَنَّ هَذَا الْوَاقِعُ لَمْ يَقَعْ إِلاَّ فىِ اْلأِحْتِلاَمِ. وَ حِيْنَئِدٍ قَرَّرَ اَلشَّيْحُ أَحْمَدُ بَدْرُ الصَّالِحِ وَقْتُ عَقْدُ النِّكَاحِ. وَحِيْنَمَا أَتَى وَقْتُ لِعَقْدِ النِّكَاحِ سَكَرَ عَبْدَ اللهِ رَبَّهُ عَلىَ مَاوَهَبَهُ اللهُ مِنَ النِّعَمِ وَالْهُدَى وَالرَّحْمَةَ.


KEAGUNGAN CINTA
Di tengah heningnya malam adalah seorang Abdullah, alumnus Universitas Al-Azhar Kairo Mesir menengadahkan tangannya ke hadirat allah swt. untuk hidayahnya tengtang masalah yang sedang ia hadapi bahwa ia masih belum mendapat jodoh hingga ia sering dijadikan bahan pembicaraan oleh tetangganya yang mayoritas mereka adalah orang awam.
Hari demi hari ia lewati hingga tiba saat di mana apa yang ia inginkan akan menjadi sebuah kenyataan”Al-kisah pada suatu malam ia dipanggil oleh KH. Ach. Badrus Shalih yang mana beliau adalah guru Abdullah ketika ia masih belajar di madrasah tsanawiah dan aliah. yang berlokasi di pondok pesantren NURUL JANNAH yang dirikan oleh KH. Ach. Badrus Shalih dan dari kiayi Badrus ini Abdullah banyak menimba ilmu agama.
Pada malam itu KH. Ach Badrus Shalih menyampaikan maksudnya bahwa beliau akan menikahkan Abdullah dengan putrinya yang mana ia adalah alumni Universitas Ummul-Quro Mekkah dan baru menyelesaikan S2-nya dua bulan yang lalu, mendengar apa yang telah disampaikan oleh KH. Ahmad Badrus Sholih Abdullah terkejut dan terperanjat seolah-olah ia tak percaya bahwa hal ini adalah nyata ia anggap ini sebagai mimpi, setelah itu KH. Ahmad Badrus Sholih memberi kesempatan kepada Abdullah untuk menyampaikan komentarnya dan ternyata Abdullah menerima dan siap menikahi putrinya, maka dengan keputusan Abdullah tadi pak kiayi langsung menentukan akad nikahnya
Setelah tiba hari dimana akad nikah akan dilangsungkan putri pak kiayi itu meminta mas kawin untuk dibacakan surat arrahman begitulah kisah cinta Abdullah dengan seorang anak kiayi.

DEMOKRASI SEBAGAI TATANAN KEHIDUPAN

A. Pengertian Demokrasi
Demokrasi adalah hukum/pemerintahan dari rakyat untuk rakyat, yaitu rakyat sebagai pemegang mandate kekuasaan. Yang pertama sekali menggunakan istilah demokrasi ini adalah Plato. Ditegaskan bahwa sumber kebijaksanaan dalam demokrasi ini adalah kesepakatan umum dan kemauan rakyat.
B. Sejarah Perkembangan Demokrasi
Seiring dengan bergolaknya revolusi perancis dengan slogan kebebasan, persaudaraan, dan persamaan, maka Negara perancis pun secara resmi memsukkan demokrasi dalam undang-undang mereka dengan label hak asasi manusia (HAM) pada tahun 1791. Disebutkan dalam pasal tiga : rakyat adalah sumber kekuasaan, setiap badan dan individu berhak mengatur hukum, dan hukum itu hanya diambil dari mereka. Ini adalah penegasan bahwa kekuasaan adalah milik rakyat yang tidak dapat dipenggal-penggal lagi serta tanpa kompromi dan tidak akan diubah-udah. Kemudian tatkala perancis menjajah dunia, diantaranya adalah Negara-negara arab (mesir, Tunisia, aljazair, maroko) dan negeri-negeri muslim lainnya, maka secara bersamaan masuklah sistem demokrasi tersebut ke negeri-negeri jajahan itu.
C. Asas-Asas Demokrasi
Demokrasi ditegakkan di atas tiga azas:
1- Penetapan undag-undang /hokum yaitu tidak akan ditetapkan sebuah hukum atau undang-undang kecuali melalui saluran demokrasi. Tidak ada tempat lagi bagi lainnya untuk menetapkan undang-undang. Termasuk Allah Hakim Yang Maha Adil dan Yang Maha Pengasih sekalipun tidak ada hak untuk menetapkan undang-undang ini
2- Keputusan undang-undang /hokum, yaitu tidak diperbolehkan bagi hakim untuk memutuskan hukum kecuali dengan undang-undang tersebut.
3- Pelaksanaan undang-undang/hokum; yaitu tidak ada pelaksanaan hukum kecuali sesuai dengan yang tercantum dalam undang-undang, maksudnya adalah membekukan hukum-hukum lainnya termasuk hukum syariat.
Dari ketiga asas tersebut dapat diketahui bahwa demokrasi ini adalah tatanan hidup menurut peletak dasarnya sendiri, yang tidak bisa dikompromikan dan diubah lagi! Kemudian sistem ini dipakai oleh negara-negara besar maupun kecil, lalu menjadi undang-undang internasional dan menjadi prinsip hidup. Menurut mereka tidak ada halangan untuk merubah beberapa pasal dan kalimat yang ada dalam undang-undang untuk kemaslahatan demokrasi, bahkan untuk menghapus demokrasi itu sendiri. Apa hukum menurut Islam bagi orang-orang yang menerima demokrasi tanpa ta’wil. Firman Allah swt : Barang siapa mencari agama selain agama Islam maka sekali-kali tidak akan diterima (agama itu) darinya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi. (Al-Imran : 85) Dari ayat di atas jelas bahwa sistem dan aturan hidup di luar Islam adalah tertolak dan hanya mendatangkan kerugian di akhirat bagi penganutnya.
4- Allah swt juga berfirman: Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki dan hukum siapakah yang lebih baik dari pada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin. (Al-Maidah : 50)Allah swt menjelaskan bahwa hanya terdapat dua hukum, hukum-nya dan hukum makhluk. Kemudian Allah ta’ala menyebutkan bahwa hukum selain hukum-Nya adalah hukum jahiliyah, termasuk di dalamnya demokrasi. Allah swt juga berfirman:Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah maka mereka adalah orang-orang kafir. (Al-Maidah : 44)
5- Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah maka mereka adalah orang-orang dhalim. (Al-Maidah : 45). Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah maka mereka adalah orang-orang fasik. (Al-Maidah : 47)
Dari ketiga ayat di atas jelaslah bahwa hukum selain Allah adalah kekufuran, kedhaliman dan kefasikan. Apakah kami tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan sebelum kamu, mereka hendak berhakim kepada thaghut padahal mereka telah diperintah untuk mengikari thaghut itu. Dan setan bermaksud menyesatkan mereka dengan penyesatan yang sejauh-jauhnya. (An-Nisaa : 60)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa berhukum kepada kepada selain hukum Allah adalah kesesatan dan merupakan perbuatan berhukum kepada thaghut. Dari ayat-ayat di atas jelaslah hukum seseorang yang menerima demokrasi tanpa ta’wil adalah :
1. ia akan merugi di akhirat.
2. ia telah jatuh ke dalam hukum jahiliyah dan hukum thaghut.
3. ia terseret ke dalam kekufuran, kedhaliman, kefasikan dan kesesata Apakah mungkin Islam bergandengan dengan demokrasi. Jawaban tentu saja tidak dengan beberapa alasan :
a. penetap syariat di dalam hukum Islam adalah Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah swt berfirman :Dan dia (Allah) tidak mengambil seorangpun menjadi sekutunya dalam menetapkan hukum-Nya. (Al-Khafi : 26)
Allah swt juga berfirman : Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. (Yusuf : 40). Hingga Rasulullah saw sekalipun tidak berdiri sendiri dalam penetapan hukum. Seandainya ia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas nama kami. Niscaya benar-benar kami pegang dia pada tangan kanannya, kemudian benar-benar kami potong urat tali jantungnya. (Al-Haqqoh : 44-46)
Rasulullah saw juga telah mengatakan sebagaimana yang disebutkan Allah swt dalam firman-Nya: Tidaklah aku mengikuti melainkan apa yang telah diwahyukan kepadaku. (Al-An’aam)
b. Islam adalah tatanan hidup yang sempurna dan memerintahkan kita untuk kembali kepadanya di setiap masalah yang diperselisihkan. Allah swt berfirman :
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir. (An-Nisaa : 59)
c. Mengikuti sistem demokrasi berarti tidak aman / selamat dari azab Allah, sebab kita sudah mengetahui sebelumnya, bahwa demokrasi adalah sebuah kedhaliman dan Allah swt melarang kita untuk mendekatinya apalagi mengikutinya. Allah swt berfirman : Dan janganlah kamu condong kepada orang-orang dhalim yang menyebabkan kamu disentuh api mereka, dan sekali-kali kamu tidak mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan. (Hud : 113)
d. Pelaksanaan demokrasi tidak akan puas seandainya kita mengikuti merka pada sebagian perkara saja, sehingga jika tidak mengikuti seluruh aturan mereka, maka kita tidak aman dari gangguan mereka. Allah swt berfirman : Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) setelah (mendapat) petunjuk, itu jelas bagi mereka (bahwa) setan telah membuat mereka mudah berbuat dosa dan memanjangkan angan-angan mereka. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka (orang-orang munafik itu) berkata kepada orang-orang yang benci kepada apa yang diturunkan Allah (orang-orang Yahudi):”Kami akan mematuhi kamu dalam beberapa urusan.” Sedang Allah mengetahui rahasia mereka bagaimanakah keadaan mereka jika malaikat maut mencabut nyawa mereka seraya memukul muka mereka serta punggung mereka. Yang demikian itu karena mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan mereka benci apa yang mendatangkan keridhaan-Nya. Sebab itu Allah menghapus amal-amal mereka. (Muhammad : 25-28)
e. Menerima demokrasi berarti menerima kekufuran, syirik dan kejahatan sedang seorang muslim dilarang menrimanya. Imam Asy-Syafi’I pernah berkata:”Apabila kalian melihat aku menolak hadist Rasulullah saw, maka persaksikanlah bahwa akalku telah hilang.” (ini bukan hadist). Jadi yang menerima demorkasi sebagai tatanan serta menolak al Islam menurut Imam Asy-Syafi’I, maka baginya tidak ada akal dan iman.
f. Kaum Muslimin tidak membutuhkan demokrasi sebagai tatanan hidup, karena mereka hidup dengan tatanan Al Quran dan As-Sunnah, serta berada di tengah-tengah para ahlul ilmi dan para da’i. Sedangkan Yahudi dan Nasrani terpaksa atau senang hati menganut paham demokrasi, akibat tidak adanya tatanan hidup bagi mereka dan disebabkan mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah swt berfirman : Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman. Bagaimankah kamu sampai menjadi kafir padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu. Barang siapa yang berpegang teguh kepada agama Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Ali-Imran : 100-101).
g. Kaum Muslimin diwajibkan untuk tetap tegak/teguh di atas al-Islam dan As-Sunnah. Menerima paham demokrasi berarti meruntuhkan keteguhan tersebut
h. Kaum Muslimin diperintahkan untuk menyeru seluruh manusia kepada Al-Islam termasuk didalamnya Yahudi dan Nasrani. Allah swt berfirman: Katakanlah hai ahlul kitab, marilah berpegang kepada suatu kalimat yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah kepada selain Allah dan kita tidak mempersekutukan Dia dengan sesuatu apapun dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka, saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri kepada Allah. (Ali Imran:64)
Maksudnya adalah agar mereka meninggalkan syirik dan kekufuran mereka dan masuk ke dalam Islam. Kemudian bagaimana boleh bagi seorang Muslim baik rakyat maupun penguasa untuk kompromi dengan mereka (Yahudi dan Nasrani) untuk menerima sistem yang mereka anut??.
i. Tidaklah sah Islam kita sehingga kita kufur kepada thaghut.
Barang siapa yang kufur kepada thaghut dan beriman kepada Allah maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. (Ali Imran:256)
Telah kita jelaskan bahwa hukum demokrasi identik dengan hukum thaghut.
j. Anggaplah kaum Muslimin menerima demokrasi ini dan ini tidak mungkin sama sekali siapakah yang dapat menjamin kekekalannya? Bukankah paham ini sama dengan paham-paham lain yang telah tenggelam dari peredaran, seperti komunis dan sosialis?.
Apakah boleh bagi seorang muslim untuk mendukung atau mempromosikan demokrasi?Jawabannya tentu saja tidak!! Tidak boleh bagi seorang Muslim untuk mendukung demokrasi sebagaimana Yahudi dan Nasrani mendukung demokrasi dan berjalan di atasnya. Menurut mereka hal itu adalah sebuah keharusan sebab dengan demokrasi ini kekufuran mereka bisa tegak. Barang siapa telah memilih kekufuran bagi dirinya maka wajar kalau ia mendukungnya. Allah swt berfirman : Agar orang yang binasa itu, binasa dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu, hidupnya dengan keterangan yang nyata pula. (Al Anfal : 42). Dan kaum Muslimin dilarang latah kepada orang-orang kafir. Sebuah hadist Rasulullah saw menegaskan : Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia tergolong dari mereka. (HR Abu Dawud, Ahmad dan lain-lain).Sikap latah dan ikut-ikutan mendukung demokrasi berarti mencampur-adukkan antara al-haq dan al-bathil. Allah swt berfirman : Dan janganlah engkau campur-adukkan yang haq dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu, sedang kamu mengetahui. (Al Baqarah : 42) Demokrasi dan Pemilih Rasional.
Demokrasi adalah kata kunci dalam mewujudkan system, kedaulatan rakyat. Demokrasi dan kesejahteraan rakyat tidak perlu dipertentangkan, karena demokrasi dan kesejahteraan rakyat dapat berjalan bersamaan dalam mencapai cita-cita kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Membangun sistem demokrasi yang ideal adalah dengan membangun kesadaran politik masyarakat, mewujudkan nilai-nilai keadilan, kemanusiaan dan penegakan HAM dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kekuasaan politik yang diraih melalui proses demokrasi yang baik dapat menciptakan harmoni dalam mencapai kesejahteraan rakyat sebagai tujuan dari negara.
Mewujudkan demokrasi yang rasional adalah tujuan dari negara kesejahteraan yang diidamkan. Pelaksanaan demokrasi politik dengan cara-cara yang kurang demokratis dapat mencederai bangunan sistem politik yang sedang dibangun. Proses transisi demokrasi hendaknya terlaksana dengan benar, bukan dengan cara-cara yang di luar dari konteks demokrasi, seperti politik uang, intimidasi, pemanfaatan kekuasaan politik untuk tujuan melanggengkan kekuasaan, serta membohongi rakyat. Demokrasi bukan sekadar prosedural konstitusional, tetapi merupakan penyadaran politik rakyat yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Penyimpangan terhadap demokrasi sudah mulai dirasakan dalam proses pemiliha kepala daerah di masing-masing propinsi dan kabupaten di Indonesia. Indikasi politik uang, intimidasi, dan pemanfaatan birokrasi pemerintah, merupakan isu yang muncul hampir di tiap pemilihan kepala daerah di Indonesia. UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagai landasan pijak pemilihan kepala daerah secara langsung oleh rakyat merupakan semangat positif dalam mengimplementasikan tatanan demokrasi. Demokrasi tidak hanya menempatkan rakyat sebagai objek tetapi juga merupakan subjek penentu dalam menentukan pilihan yang demokratis dan kelangsungan pemerintahan pada periode ke depan, pemahaman tersebut hampir hilang dalam tiap kompetisi dalam pemilihan kepala daerah. Demokrasi yang hanya bersifat prosedural akan berdampak pada demokrasi yang boros dan menciptakan konflik politik yang berkepanjangan.
Kenapa Pilih Jalan Demokrasi?
Banyak jalan menuju Roma, demikian juga banyak jalan menju kesejahteraan bangsa.
Demokrasi adalah salah satu jalan. Memang berliku,tetapi terbukti paling sukses. Demokrasi sebagai tatanan politik adalah model yang tepat untuk mengelola kehidupan kenegaraan. Memang demokrasi bukan satu-satunya model yang paling sempurna untuk mengatur peri kehidupan manusia.
Menurut Robet Dhal (1998), mencatat beberapa kelebihan demokrasi dibandingkan rezim politik yang lain.
1. Demokrasi menolong mencegah tumbuhnya pemerintahan oleh kaum otokrat yang kejam dan licik.
2. Demokrasi menjamin bagi warga negara sejumlah hak asasi yang tidak diberikan dan tidak dapat diberikan oleh sistem-sistem yang tidak demokratis.
3. Demokrasi menjamin kebebasan pribadi yang lebih luas sebagai warga Negara daripada alternatif lainyang memungkinkan.
4. Demokrasi membantu orang-orang untuk melindungi kepentingan pokok mereka.
5. Hanya pemerintahan yang demokratis yang dapat memberikan kesempatan sebesar-besarnya bagi orang-orang untuk menggunakan kebebasan menentukan nasibnyasendiri. yaitu, untuk hidup di bawah hukum yang mereka pilih sendiri.
6. Hanya pemerintahan yang demokratis yang dapat memberikan kesempatan sebesar-besarnya untuk tanggung jawab moral.
7. Demokrasi membantu perkembangan manusia lebih total dari pada alternatif lain
8. Hanya pemerintahan yang demokratis yang dapat membantu perkembangan kadar persamaan politik yang relatif tinggi.
9. Negara-negara demokrasi perwakilan moderen tidak pernah berperang satu sama lain.
10. Negara-negara dengan pemerintahan yang demokratis cenderung lebih makmur daripada negara-negara dengan pemerintahan yang tidak demokratis.
Hubungan civil society dengan demokrasi
Civil Society dan demokrasi ibarat "the two side at the same coin". Artinya jika civil society kuat maka demokrasi akan bertumbuh dan berkembang dengan baik. Sebaliknya jika demokrasi bertumbuh dan berkembang dengan baik, civil society akan bertumbuh dan berkembang dengan baik. Itu pula sebabnya para pakar mengatakan civil society merupakan rumah tempat bersemayamnya demokrasi.
Menguatnya civil society saat ini sebenarnya merupakan strategi yang paling ampuh bagi berkembangnya demokrasi, untuk mencegah hegemoni kekuasaan yang melumpuhkan daya tampil individu dan masyarakat. Dalam praktiknya banyak kita jumpai, individu, kelompok masyarakat, elite politik, elite penguasa yang berbicara atau berbuat atas nama demokrasi, walau secara esensial justru sebaliknya.
Kesadaran masyarakat akan demokrasi bisa dibeli dengan uang. Kelompok masyarakat tertentu diatur untuk bertikai demi demokrasi. Perseteruan eksekutif dan legislatif saat ini sebenarnya tidak kondusif bagi pemulihan ekonomi kita, tetapi hal itu tetap dilakukan demi demokrasi. Kalau rakyat kecil selalu jadi korban, apakah makna demokrasi yang kita perjuangkan sudah betul? Atau sedang mengalamidistorsi.




























KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapatkah disimpulkan bahwa:
1. Demokrasi adalah produk orang kafir yang awal sejarahnya lahir di Perancis.
2. Demokrasi ini tegak di atas 3 asas yaitu : penetapan undang-undang, keputusan serta pelaksanaannya.
3. Demokrasi bukan musyawarah dan tidak akan mungkin bersatu antara demokrasi dengan musyawarah.
4. Tidak boleh bagi seorang Muslim untuk mendukung demokrasi.
5. Musyawarah dalam Islam ditegakkan di atas dua hal:
6. Tidak ada musyawarah jika sudah ada ketetapan yang jelas dan gamblang dari AlQur’an dan ASunnah
7. Musyawarah ditegakkan di atas kaedah ilmu syar’i sedangkan demokrasi ditegakkan di atas kemauan/kehendak umum dan suara terbanyak.
8. Demokarasi dalam bentuk dan model apapun, terbukti tidak mampu menyelesaikan permasalahan umat manusia, karena ia hanyalah produk akal manusia yang hanya sekedar mencoba menduga-duga saja, oleh karena itu hasilnyapun semu.
Demikian beberapa hal yang dapat kita simpulkan dalam pembahasan kali ini semoga menjadi pelajaran dan peringatan bagi kita semua. Allah swt berfirman: Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya sedang ia menyaksikan. (Qaaf : 37)





















DAFTAR PUSTAKA
* Oleh admin. Selasa, 15 Januari 2008. Kategori politik
*Oleh:INyomanMardika
AktivisLSM/pengamatsosial
*Penulis:UmbuTagela,
GurutinggaldiSalatiga.
* Source: Kompas Komunitas Indonesia untuk Demokrasi
November 17th, 2008 at 9:25 am
* Oleh Oksidelfa Yanto, Demokrasi Dan penegakan hokum,
Surya Karya

Rabu, 11 Agustus 2010

RAMADLAN DAN AMPUNAN ALLAH

“RAMADLAN DAN AMPUNAN ALLAH”*
Manusia dalam mengarungi bahtera kehidupan tak pernah luput dari kesalahan dan dosa, baik disengaja maupun tidak, baik kepada sang kholiq (hablum min Allah) atas dengan sesama manusia (hablum min an-nas) baik dosa kecil maupun dosa besar. Berat maupun ringan. Sebab manusia mempunyai hawa nafsu yang cenderung mempengaruhi hati untuk berbuat buruk dan manusia mempunyai sifat lalai sehingga cenderung untuk berbuat khilaf.
Selama dalam diri manusia masih dihantui dengan perasaan salah, maka rasa cemas khawatir akan terus menggrogoti jiwanya. Oleh karena selama pintu taubat masih terbuka hendaknya manusia janganlah berputus asa, bukankah Allah Maha Pemurah dan Maha Bijaksana, Allah akan mengampuni hamba-Nya jika sang hamba benar-benar melakukan taubat dan minta ampunan Allah dari kesalahan yang pernah dilakukan. Selagi nyawa masih dikandung badan, selagi masih punya kesempatan dan umur, maka kesempatan emas ini tidak dipergunakan ?
Namun, puasa taubat dan mengharap ampunan dari Allah jangan dianggap enteng dengan hanya berkeyakinan Allah Maha Pengampun, lalu memandang mudah untuk bertaubat.
Bulan Ramadlan bulan yang termulia dibanding sebelas bulan lainnya. Di dalamnya terdapat keistimewaan salah satunya adalah bulan yang penuh dengan ampunan Allah (syahrul Magfirah). Allah akan memberikan ampunan kepada yang mau bertaubat dan benar-benar meminta ampunan darinya, sebagaimana firman-Nya :
اُدْعُوْنِى أَسْتَجِبُ لَكُم
“Mintalah kepadaku niscaya akan aku kabulkan permintaanmu (Q.S. 2 : 186)”a

KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN
Puasa atau shiyam adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa pengertian ramadhan bagi uamat islam bukan sekedar salah satu nama bulan Qomariyah, tapi dia mempunyai makna tersendiri, ramadhan bagi seorang muslim adalah rikhlah dari kehidupan matrealistis kepada kehidupan rukhiyah, dari kehidupan yang berbagai masalah keduniaan menuju kehidupan yang penuh tazkiyatun-nafsh dan riyadatur-rukhiyah kehidupan yang penuh dengan amal taqarrub kepada Allah. mulai dari tilawah Al quran menahan sahwat dengan shiyam, sujud dalam kiyamul lail, beri’tikaf dimasjid dan lain-lain ramadhan juga merupakan bulan latihan bagi peningkatan kualitas pribadi seorang muslim, hal itu terlihat pada esensi puasa yakni agar manusia selalu dapat meningkatkan nilainya dihadapan Allah Swt.
Rasulullah Saw telah mencontohkan kepada kaita kaum muslimin bahwa kedatangan bulan ramadhan harus disambut dengan perasaan syukur dan senag hati , sebab ramadhan merupakan bulan yang mengandung banyak keistimewaan bagi orang-orang yang beriman ( yang menyambut dan beribadah dengan sungguh-sungguh ) antara lain :
 Bulan diturunkannya Al qur’an
 Bulan penuh keberkahan
 Bulan penuh pegampunan
 Setan dibelenggu
 Pintu neraka ditutup rapat
 Pintu surga di buka lebar
 Pahala orang yang berbuat kebajikan dilipat gandakan
 Padanya terdapat lailatul- qodr, malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Keutamaan bulan ramadhan harus dilihat dalam konteks peningkatan amaliyah ke-islaman baik yang bersifat fardiy ( individual ) maupun yang jama’iy ( kolektif kemasyarakatan ) dan mencakup seluruh permasalahan umat masa kini.

Sabtu, 24 Juli 2010

SEJARAH & PERADABAN ISLAM PADA DINASTI UMAYYAH

PENDAHULUAN
Syukur Al- hamdulilah kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberi kita kenikmatan berupa kesehatan sehingga kami dapat melakukan aktivitas kami dengan sempurna.
Solawat serta salam kepda Nabi kita yaitu Nabi Muhammad yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang modern.
Makalah ini kami susun tidak lain hanya ingin memenuhi tugas makalah dari materi SPI (sejarah peradaban islam).
PEMBAHASAN
1. Bani Umayyah
Bani Umayyah (bahasa Arab: بنو أمية, Banu Umayyah) atau Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan Islam pertama setelah masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661 sampai 750 di Jazirah Arab dan sekitarnya; serta dari 756 sampai 1031 di Kordoba, Spanyol. Nama dinasti ini dirujuk kepada Umayyah bin 'Abd asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan atau kadangkala disebut juga dengan Muawiyah I. Khalifah besar Bani Umayyah ini adalah :
1- Muawiyah Ibn Abi Sufyan (661M-680M)
2- Abd Al-Malik Ibn Marwar (685M-705M)
3- Al-Walid Ibn Abd Malik (705M-715M)
4- Umar Ibn Abd Al-Aziz (717M-720M)
Masa ke-Khilafahan Bani Umayyah hanya berumur 90 tahun yaitu dimulai pada masa kekuasaan Muawiyah bin Abu Sufyan, yaitu setelah terbunuhnya Ali bin Abi Thalib, dan kemudian orang-orang Madinah membait Hasan bin Ali namun Hasan bin Ali menyerahkan jabatan kekhalifahan ini kepada Mu’awiyah bin Abu Sufyan dalam rangka mendamaikan kaum muslimin yang pada masa itu sedang dilanda bermacam fitnah yang dimulai sejak terbunuhnya Utsman bin Affan, perang jamal dan penghianatan dari orang-orang al-khawarij dan syi'ah, dan terakhir terbunuhnya Ali bin Abi Thalib. Pada masa Muawiyah bin Abu Sufyan perluasan wilayah yang terhenti
pada masa khalifah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib dilanjutkan kembali, dimulai dengan menaklukan Tunisia, kemudian ekspansi ke sebelah timur, dengan menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan sampai ke Kabul. Sedangkan angkatan lautnya telah mulai melakukan serangan-serangan ke ibu kota Bizantium, Konstantinopel. Sedangkan ekspansi ke timur ini kemudian terus dilanjutkan kembali pada masa khalifah Abdul Malik bin Marwan. Abdul Malik bin Marwan mengirim tentara menyeberangi sungai Oxus dan berhasil menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand. Tentaranya bahkan sampai ke India dan menguasai Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Maltan. Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik di timur maupun barat, wilayah kekuasaan Islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, turkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah.
Disamping ekspansi kekuasaan Islam, Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pembangunan di berbagai bidang. Muawiyah bin Abu Sufyan mendirikan dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata dan mencetak mata uang. Pada masanya, jabatan khusus seorang hakim (qadhi) mulai berkembang menjadi profesi tersendiri, Qadhi adalah seorang spesialis dibidangnya. Abdul Malik bin Marwan mengubah mata uang Bizantium dan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Untuk itu, dia mencetak uang tersendiri pada tahun 659 M dengan memakai kata-kata dan tulisan Arab. Khalifah Abdul Malik bin Marwan juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam. Keberhasilan ini dilanjutkan oleh puteranya Al-Walid bin Abdul-Malik (705-715 M) meningkatkan pembangunan, diantaranya membangun panti-panti untuk orang cacat, dan pekerjanya digaji oleh negara secara tetap. Serta membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya, pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan dan masjid-masjid yang megah.
Meskipun keberhasilan banyak dicapai dinasti ini, namun tidak berarti bahwa politik dalam negeri dapat dianggap stabil. Muawiyah tidak mentaati isi perjanjiannya dengan Hasan Ibn Ali ketika dia naik tahta yang menyebutkan bahwa persoalan pergantian pemimpin setelah Muawiyah diserahkan kepada pemilihan umat islam. Deklarasi pengangkatan anaknya Yazid sebagai putra mahkota menyebabkan munculnya gerakan-gerakan oposisi dikalangan rakyat yang mengakibatkan terjadinya perang saudara beberapa kali dan berkelanjutan.
2. Perkembangan Dalam Sistem Ekonomi
Bidang-bidang ekonomi yang terdapat pada jaman Bani Umayyah terbukt berjaya membawa kemajuan kepada rakyatnya yaitu: Dalam bidang pertanian Umayyah telah memberi tumpuan terhadap pembangunan sector pertanian, beliau telah memperkenalkan system pengairan bagi tujuan meningkatkan hasil pertanian, dalam bidang industri pembuatan khususnya kraftangan telah menjadi nadi pertumbuhan ekonomi bagi Umayyah.
3. Sistem Peradilan Dan Pengembangan Peradaban
Meskipun sering kali terjadi pergolakan dan pergumulan politik pada masa pemerintahan Daulah Bani Umayyah, namun terdapat juga usaha positif yang dilakukan daulah ini untuk kesejahteraan rakyatnya.
Diantara usaha positif yang dilakukan oleh para khilafah daulah Bani Umayyah dalam mensejahterakan rakyatnya ialah dengan memperbaiki seluruh system pemerintahan dan menata administrasi, antara lain organisasi keuangan. Organisasi ini bertugas mengurusi masalah keuangan negara yang dipergunakan untuk:
1- Gaji pegawai dan tentara serta gaya tata usaha Negara.
2- Pembangunan pertanian, termasuk irigasi.
3- Biaya orang-orang hukuman dan tawanan perang
4- Perlengkapan perang
Disamping usaha tersebut daulah Bani Umayyah memberikan hak dan perlindungan kepada warga negara yang berada dibawah pengawasan dan kekuasaannya. Masyarakat mempunyai hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dan kesewenangan. Oleh karena itu, Daulah ini membentuk lembaga kehakiman. Lembaga kehakiman ini dikepalai oleh seorang ketua Hakim (Qathil Qudhah). Seorang hakim (Qadli) memutuskan perkara dengan ijtihadnya. Para hakim menggali hukum berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah Nabi. Disamping itu kehakiman ini belum terpengaruh atau dipengaruhi politik, sehingga para hakim dengan kekuasaan penuh berhak memutuskan suatu perkara tanpa mendapat tekanan atau pengaruh suatu golongan politik tertentu.
Disamping itu, kekuasaan islam pada masa Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pengembangan peradaban seperti pembangunan di berbagai bidang, seperti: Muawiyah mendirikan Dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda dengan peralatannya disepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata. Lambang kerajaan sebelumnya Al-Khulafaur Rasyidin, tidak pernah membuat lambang Negara baru pada masa Umayyah, menetapkan bendera merah sebagai lambang negaranya. Lambang itu menjadi ciri khas kerajaan Umayyah.
Arsitektur semacam seni yang permanent pada tahun 691H, Khalifah Abd Al-Malik membangun sebuah kubah yang megah dengan arsitektur barat yang dikenal dengan “The Dame Of The Rock” (Gubah As-Sakharah). Pembuatan mata uang dijaman khalifah Abd Al Malik yang kemudian diedarkan keseluruh penjuru negeri islam. Pembuatan panti Asuhan untuk anak-anak yatim, panti jompo, juga tempat-tempat untuk orang-orang yang infalid, segala fasilitas disediakan oleh Umayyah.
Pengembangan angkatan laut muawiyah yang terkenal sejak masa Uthman sebagai Amir Al-Bahri, tentu akan mengembangkan idenya dimasa dia berkuasa, sehingga kapal perang waktu itu berjumlah 1700 buah. Pada masa Umayyah, (Khalifah Abd Al-Malik) juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam.
4. Kemajuan dan Keunggulan Bani Umayyah
Di masa Bani Umayyah ini, kebudayaan mengalami perkembangan dari pada masa sebelumnya. Di antara kebudayaan Islam yang mengalami perkembangan pada masa ini adalah seni sastra, seni rupa, seni suara, seni bangunan, seni ukir, dan sebaginya.
Pada masa ini telah banyak bangunan hasil rekayasa umat Islam dengan mengambil pola Romawi, Persia dan Arab. Contohnya adalah bangunan masjid Damaskus yang dibangun pada masa pemerintahan Walid bin Abdul Malik, dan juga masjid Agung Cordova yang terbuat dari batu pualam.
Seni sastra berkembang dengan pesatnya, hingga mampu menerobos ke dalam jiwa manusia dan berkedudukan tinggi di dalam masyarakat dan negara. Sehingga syair yang muncul senantiasa sering menonjol dari sastranya, disamping isinya yang bermutu tinggi.
Dalam seni suara yang berkembang adalah seni baca Al-Qur’an, qasidah, musik dan lagu-lagu yang bernafaskan cinta. Sehingga pada saat itu bermunculan seniman dan qori’/ qori’ah ternama.
Perkembangan seni ukir yang paling menonjol adalah penggunaan khot Arab sebagai motif ukiran atau pahatan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya dinding masjid dan tembok-tembok istana yang diukir dengan khat Arab. Salah satunya yang masih tertinggal adalah ukiran dinding Qushair Amrah (Istana Mungil Amrah), istana musim panas di daerah pegunungan yang terletak lebih kurang 50 mil sebelah Timur Amman.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, perkembangan tidak hanya meliputi ilmu pengetahuan agama saja, tetapi juga ilmu pengetahuan umum, seperti ilmu kedokteran, filsafat, astronomi, ilmu pasti, ilmu bumi, sejarah, dan lain-lain.
5. Sistem Pergantian Kepala Negara Dan Keruntuhan Umayyah
Ada beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain adalah
1. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru (bid’ah) bagi tradisi Islam yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas. Ketidak jelasan sistem pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana
2. Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa Ali. Sisa-sisa Syi'ah (para pengikut Abdullah bin Saba’ al-Yahudi) dan Khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka seperti di masa awal dan akhir maupun secara tersembunyi seperti di masa pertengahan kekuasaan Bani Umayyah. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintah.
3. Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam, makin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Disamping itu, sebagian besar golongan mawali (non Arab), terutama di Irak dan wilayah bagian timur lainnya, merasa tidak puas karena status mawali itu menggambarkan suatu inferioritas, ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan pada masa Bani Umayyah.
4. Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan. Disamping itu, para Ulama banyak yang kecewa karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat kurang.
5. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan al-Abbas ibn Abd al-Muthalib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim dan kaum mawali yang merasa dikelas duakan oleh pemerintahan Bani Umayyah.
6. Bani Umayyah di Andalus
Al-Andalus atau (kawasan Spanyol dan Portugis sekarang) mulai ditaklukan oleh umat Islam pada zaman khalifah Bani Umayyah, Al-Walid bin Abdul-Malik (705-715 M), dimana tentara Islam yang sebelumnya telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu propinsi dari dinasti Bani Umayyah. Dalam proses penaklukan ini dimulai dengan kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad membuat jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Kemudian pasukan Islam dibawah pimpinan Musa ibn Nushair juga berhasil menaklukkan Sidonia, Karmona, Seville, dan Merida serta mengalahkan penguasa kerajaan Gothic, Theodomir di Orihuela, ia bergabung dengan Thariq di Toledo. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya, mulai dari Saragosa sampai Navarre.
Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul-Aziz tahun 99 H/717 M, dimana sasaran ditujukan untuk menguasai daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan Perancis Selatan. Pimpinan pasukan dipercayakan kepada Al-Samah, tetapi usahanya itu gagal dan ia sendiri terbunuh pada tahun 102 H. Selanjutnya, pimpinan pasukan diserahkan kepada Abdurrahman bin Abdullah al-Ghafiqi. Dengan pasukannya, ia menyerang kota Bordreu, Poiter, dan dari sini ia mencoba menyerang kota Tours. Akan tetapi, diantara kota Poiter dan Tours itu ia ditahan oleh Charles Martel, sehingga penyerangan ke Perancis gagal dan tentara yang dipimpinnya mundur kembali ke Spanyol.
Pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan. Secara politik, wilayah Spanyol terkoyak-koyak dan terbagi-bagi ke dalam beberapa negeri kecil. Bersamaan dengan itu penguasa Gothic bersikap tidak toleran terhadap aliran agama yang dianut oleh penguasa, yaitu aliran Monofisit, apalagi terhadap penganut agama lain, Yahudi. Penganut agama Yahudi yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa dibaptis menurut agama Kristen. Yang tidak bersedia disiksa, dan dibunuh secara brutal.
Buruknya kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut terutama disebabkan oleh keadaan politik yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick, Raja Goth terakhir yang dikalahkan Islam. Awal kehancuran kerajaan Ghoth adalah ketika Raja Roderick memindahkan ibu kota negaranya dari Seville ke Toledo, sementara Witiza, yang saat itu menjadi penguasa atas wilayah Toledo, diberhentikan begitu saja. Keadaan ini memancing amarah dari Oppas dan Achila, kakak dan anak Witiza. Keduanya kemudian bangkit menghimpun kekuatan untuk menjatuhkan Roderick. Mereka pergi ke Afrika Utara dan bergabung dengan kaum muslimin. Sementara itu terjadi pula konflik antara Roderick dengan Ratu Julian, mantan penguasa wilayah Septah. Julian juga bergabung dengan kaum Muslimin di Afrika Utara dan mendukung usaha umat Islam untuk menguasai Spanyol, Julian bahkan memberikan pinjaman empat buah kapal yang dipakai oleh Tharif, Tariq dan Musa.
Hal menguntungkan tentara Islam lainnya adalah bahwa tentara Roderick yang terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi mempunyai semangat perang, selain itu, orang Yahudi yang selama ini tertekan juga mengadakan persekutuan dan memberikan bantuan bagi perjuangan kaum Muslimin.
Sewaktu penaklukan itu para pemimpin penaklukan tersebut terdiri dari tokoh-tokoh yang kuat, yang mempunyai tentara yang kompak, dan penuh percaya diri. Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjukkan para tentara Islam, yaitu toleransi, persaudaraan, dan tolong menolong. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di sana.
KESIMPULAN
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa di masa dinasti umayyah terdapat kemajuan-kemajuan dan kemunduran-kemunduran yang dilakukan oleh Bani Umayyah, diantara kemajuannya adalah: mendirikan dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan. dan mencetak mata uang serta membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya, pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan, dan masjid-masjid yang megah.
Adapun kemuduran–kamunduran di Bani Umayyah adalah; terjadinya perselisihan antar keluarga istana, perselisihan yang mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah tidak dapat menggalang persatuan dan kesatuan, lemahnya pemerintahan daulah Bani Umayyah yang disebabkan hidup mewah di lingkungan istana.
Mungkin ini yang dapat kami buat semuga dapat bermanfaat bagi kami khususnya, dan bagi pembaca umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
 Syalabi, Prof. Dr, Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid 3, Al-Husna Zikra, Jakarta, 2000
 Murodi, Drs, Sejarah Kebudayaan Islam, Karya Toha Putra, Semarang, 2003
 Chatibul Umam, Prof, Dr. Abidin Nawawi, Drs, Sejarah Kebudayaan Islam MTs, Menara Kudus, Semarang, 1995
 Sejarah Kebudayaan Islam, Departemen Agama Republik Indonesia, Jakarta, 1999

OBYEK MATERIA DAN OBYEK FORMA FILSAFAT

A. DEFINISI ILMU FILSAFAT
Sebelum membahas tentang obyek materia dan obyek forma filsafat yang menjadi inti/pokok isi makalah, alangkah baiknya kita mengingat-ingat kembali makna atau definisi
dari filsafat, sumber penting dari makalah yang akan kita bahas mengenai obyek-obyeknya yang mendorong kita untuk berfilsafat dan mempelajari filsafat dengan baik.
Kata-kata filsafat diucapkan ‘falsafah’ dalam bahasa Arab, dan berasal dari bahasa Yunani Philosophia yang berarti ‘cinta kepada pengetahuan’, dan terdiri dari dua kata, yaitu Philos yang berarti cinta (loving) dan Sophia yang berarti pengetahuan (wisdom, hikmah). Orang yang cinta kepada pengetahuan disebut “Philosophos” atau “Failasuf” dalam ucapan Arabnya. Mencintai pengetahuan adalah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai usaha dan tujuan hidupnya, atau dengan perkataan lain orang yang mengabdikan kepada pengetahuan .
Dalam buku Filsafat Umum karangan Dr. Ahmad Tafsir, dikatakan bahwa Philosophia merupakan kata majemuk yang terdiri dari atas Philo dan Sopiha ; Philo berarti cinta dalam arti yang luas, yaitu ingin, dan karena itu lalu berusaha mencapai yang diinginkan itu; Sophia artinya bijaksana yang artinya pandai, pengertian yang dalam. Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa dari segi bahasa, filsafat ialah keinginan yang mendalam untuk mendapat kebijakan, atau keinginan yang mendalam untuk menjadi bijak . Dari berbagai sumber yang penulis baca semua filosof sepakat bahwa filsafat atau philosophia terdiri dari dua kata seperti yang telah penulis uraikan di atas. Dengan demikian pengertian filsafat menurut bahasa ialah cinta pengetahuan atau kebijaksanaan.
Perkataan “filsafat” memang berasal dari perkataan Yunani, yang digunakan oleh orang Arab dalam masa ke-emasan Islam, yang biasa dinamakan juga “zaman-terjemah”, yaitu antara tahun 878 – 950 M. Seperti yang dikatakan oleh al-Farabi seorang filsuf muslim terbesar sebelum Ibn Sina, bahwa perkataan “filsafat” itu berasal dari bahasa Yunani, ia masuk dan digunakan sebagai bahasa Arab. Perkataan asal ialah Philosophia, yang terdiri dari dua perkataan yaitu Philo yang berarti cinta dan Sophia yang berarti hikma atau kebenaran . Plato menyebut Socrates sebagai seorang Philosophos (filosof) dalam pengertian seorang pencinta kebijaksanaan.
Selanjutnya kata filsafat yang banyak terpakai dalam bahasa Indonesia, menurut Prof. Dr. Harun Nasution bukan berasal dari kata Arab falsafah dan bukan pula dari bahasa Barat philosophy . Di sini dipertanyakan tentang apakah fil diambil dari bahasa Barat dan safah dari kata Arab, sehingga gabungan antara keduanya dan menimbulkan kata filsafat ?
B. OBYEK MATERIA DAN OBYEK FORMA FILSAFAT
Pada dasarnya filsafat atau berfilsafat bukanlah sesuatu yang asing dan terlepas dari kehidupan sehari-hari, karena segala sesuatu yang ada dan yang mungkin serta dapat difikirkan bisa menjadi objek filsafat apabila selalu dipertanyakan, difikirkan secara mendalam guna mencapai kebenaran. Isi filsafat ditentukan oleh obyek apa yang dipikirkan, obyek yang dipikirkan oleh filsafat ialah segala yang ada dan yang mungkin ada. Jadi luas sekali.
Makna obyek filsafat yang begitu luas, dapat dilihat dari substansi masalah dan sudut pandangnya terhadap masalah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa objek filsafat adalah segala sesuatu yang ada dalam sudut pandang dan kajian yang mendalam (radikal).
Obyek filsafat meliputi segala pengetahuan manusia serta segala sesuatu yang ingin diketahui manusia . Oleh karena itu manusia memiliki pikiran atau akal yang aktif, maka manusia sesuai dengan tabiatnya, cenderung untuk mengetahui segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada menurut akal pikirannya. Jadi obyek filsafat ialah mencari keterangan sedalam-dalamnya.
Secara lebih sistematis para ahli membagi objek filsafat ke dalam objek material dan obyek formal. Tentang objek materia ini banyak yang sama dengan objek materia sains. Sains memiliki obyek materia yang empiris; filsafat menyelidiki objek itu juga, tetapi bukan bagian yang empiris melainkan bagian yang abstrak . Sedang obyek forma filsafat tiada lain ialah mencari keterangan yang sedalam-dalamnya tentang objek materi filsafat (yakni segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada) . Dengan kata lain :
1. Obyek materia filsafat ialah Sarwa-yang-ada, yang pada garis besarnya dapat dibagi atas tiga persoalan pokok :
a) Hakekat Tuhan
b) Hakekat Alam
c) Hakekat Manusia
2. Obyek forma filsafat ialah usaha mencari keterangan secara radikal (sedalam-dalamnya sampai ke akarnya) tentang objek materi filsafat (sarwa-yang-ada) .
Dengan demikian obyek material filsafat mengacu pada substansi yang ada dan mungkin ada yang dapat difikirkan oleh manusia, sedangkan obyek formal filsafat menggambarkan tentang cara dan sifat berfikir terhadap objek material tersebut, dengan kata lain obyek formal filsafat mengacu pada sudut pandang yang digunakan dalam memikirkan obyek material filsafat.
Dalam buku Filsafat Agama; Titik Temu Akal dengan Wahyu karangan Dr. H. Hamzah Ya’qub dikatakan bahwa objek filsafat ialah mencari keterangan sedalam-dalamnya. Di sinilah diketahui bahwa sesuatu yang ada atau yang berwujud inilah yang menjadi penyelidikan dan menjadi pembagian filsafat menurut obyeknya ialah :
1. Ada Umum yakni menyelidiki apa yang ditinjau secara umum. Dalam realitanya terdapat bermacam-macam yang kesemuanya mungkin adanya. Dalam bahasa Eropa, Ada Umum ini disebut “Ontologia” yang berasal dari perkataan Yunani “Onontos” yang berarti “ada”, dalam Bahasa Arab sering menggunakan Untulujia dan Ilmu Kainat.
2. Ada Mutlak, sesuatu yang ada secara mutlak yakni zat yang wajib adanya, tidak tergantung kepada apa dan siapapun juga. Adanya tidak berpermulaan dan tidak berpenghabisan ia harus terus menerus ada, karena adanya dengan pasti. Ia merupakan asal adanya segala sesuatu. Ini disebut orang “Tuhan” dalam Bahasa Yunani disebut “Theodicea” dan dalam Bahasa Arab disebut “Ilah” atau “Allah”.
3. Comologia, yaitu filsafat yang mencari hakekat alam dipelajari apakah sebenarnya alam dan bagaimanakah hubungannya dengan Ada Mutlak. Cosmologia ini ialah filsafat alam yang menerangkan bahwa adanya alam adalah tidak mutlak, alam dan isinya adanya itu karena dimungkinkan Allah. “Ada tidak mutlak”, mungkin “ada” dan mungkin “lenyep sewaktu-waktu” pada suatu masa.
4. Antropologia (Filsafat Manusia), karena manusia termasuk “ada yang tidak mutlak” maka juga menjadi objek pembahasan. Apakah manusia itu sebenarnya, apakah kemampuan-kemampuannya dan apakah pendorong tindakannya? Semua ini diselidiki dan dibahas dalam Antropologia.
5. Etika filsafat yang menyelidiki tingkah laku manusia. Betapakah tingkah laku manusia yang dipandang baik dan buruk serta tingkah laku manusia mana yang membedakannya dengan lain-lain makhluk.
6. Logika: filsafat akal budi dan biasanya juga disebut mantiq. Akal budi adalah akal yang terpenting dalam penyelidikan manusia untuk mengetahui kebenaran. Tanpa kepastian tentang logika, maka semua penyelidikan tidak mempunyai kekuatan dasar. Tegasnya tanpa akal budi takkan ada penyelidikan. Oleh karena itu dipersoalkan adakah manusia mempunyai akal budi dan dapatkah akal budi itu mencari kebenaran? Dengan segera timbul pula soal, apakah kebenaran itu dan sampai dimanakah kebenaran dapat ditangkap oleh akal budi manusia. Maka penyelidikan tentang akal budi itu disebut Filsafat Akal Budi atau Logika.Penyelidikan tentang bahan dan aturan berpikir disebut logica minor, adapun yang menyelidiki isi berpikir disebut logica mayor. Filsafat akal budi ini disebut Epistimologi dan adapula yang menyebut Critica, sebab akal yang menyelidiki akal .
Adapun obyek filsafat islam ialah obyek kajian filsafat pada umumnya yaitu realitas, baik yang material maupun yang ghaib. Perbedaannya terletak pada subjek yang mempunyai komitmen Qur’anik .
Dalam hubungan ini obyek kajian Filsafat Islam dalam tema besar adalah Tuhan, alam, manusia dan kebudayaan. Tema besar itu hendaknya dapat dijabarkan lebih spesifik sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga dapat ditarik benang merah dari perkembangan sejarah pemikiran kefilsafatan yang hingga sekarang. Setiap zaman mempunyai semangatnya sendiri-sendiri.
Dari keterangan di atas dapat dikatakan bahwa obyek filsafat itu sama dengan obyek ilmu pengetahuan bila ditinjau secara materia dan berbeda bila secara forma. Sedangkan obyek kajian Filsafat Islam itu sendiri mencakup Tuhan, alam, manusia dan kebudayaan.

C. PERBEDAAN OBYEK KAJIAN FILSAFAT UMUM DENGAN OBYEK KAJIAN FILSAFAT ISLAM
Pada hakikatnya, inti pembahasan obyek kajian filsafat umum dengan obyek filsafat lainnya adalah sama bila ditinjau secara materia dan forma. Perbedaannya dengan obyek kajian filsafat islam hanya terletak pada subyek yang mengacu pada al-qur'an dan as-sunnah.
Obyek kajian filsafat umum mengacu pada substansi yang ada dan mungkin ada yang dapat difikirkan oleh manusia, serta menggambarkan tentang cara dan sifat berfikir terhadap objek tersebut. Dengan kata lain obyek kajian filsafat umum mengacu pada sudut pandang yang digunakan dalam memikirkan obyek kajian filsafat tersebut.
Lain halnya dengan obyek kajian filsafat islam yang lebih condong mengacu pada al-qur'an dan as-sunnah. Inti pembahasan obyek kajian filsafat islam atau tema besar pengkajian filsafat islam adalah menela'ah hakikat tentang tuhan, manusia dan segala realitas yang nampak di hadapan manusia.
Dengan demikian obyek kajian filsafat mencakup keseluruhan benda dan semua yang hidup yakni pengetahuan terhadap sebab-sebab yang jauh yang tidak perlu lagi dicari kesudahannya. Filsafat berusaha untuk menafsirkan hidup itu sendiri yang menjadi sebab pokok bagi partikel-partikel itu beserta fungsi-fungsinya. Cakupan filsafat Islam tidak jauh berbeda dari obyek filsafat ini. Hanya dalam proses pencarian itu filsafat Islam diwarnai oleh nilai-nilai yang Islami. Kebebasan pola pikirannya pun digantungkan nilai etis yakni sebuah ketergantungan yang didasarkan pada kebenaran ajaran Islam dalam al-qur'an dan as-sunnah.
D. PENDAPAT PARA FILOSOF TENTANG OBYEK KAJIAN FILSAFAT
Louis Kattsoff menyebutkan bahwa lapangan kerja filsafat itu bukan main luasnya yaitu meliputi segala pengetahuan manusia serta segala sesuatu yang ingin diketahui manusia, Langeveld (1955) menyatakan bahwa filsafat itu berpangkal pada pemikiran keseluruhan sarwa sekalian secara radikal dan menurut sistem, sementara itu Mulder (1966) menjelaskan bahwa tiap-tiap manusia yang mulai berfikir tentang diri sendiri dan tentang tempat-tempatnya dalam dunia akan menghadapi beberapa persoalan yang begitu penting, sehingga persoalan-persoalan itu boleh diberi nama persoalan-persoalan pokok yaitu : 1) apa dan siapakah manusia ?, dan 2) Apakah hakekat dari segala realitas, apakah maknanya, dan apakah intisarinya ?. Lebih jauh E.C. Ewing dalam bukunya Fundamental Questions of Philosophy (1962) menyatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan pokok filsafat (secara tersirat menunjukan objek filsafat) ialah : Truth (kebenaran), Matter (materi), Mind (pikiran), The Relation of matter and mind (hubungan antara materi dan pikiran), Space and Time (ruang dan waktu), Cause (sebab-sebab), Freedom (kebebasan), Monism versus Pluralism (serba tunggal lawan serba jamak), dan God (Tuhan).
Pendapat-pendapat tersebut di atas menggambarkan betapa luas dan mencakupnya objek filsafat baik dilihat dari substansi masalah maupun sudut pandang nya terhadap masalah, sehingga dapat disimpulkan bahwa objek filsafat adalah segala sesuatu yang ada dalam sudut pandang dan kajian yang mendalam (radikal). Secara lebih sistematis para ahli membagi objek filsafat ke dalam objek material dan obyek formal. Obyek material adalah objek yang secara wujudnya dapat dijadikan bahan telaahan dalam berfikir, sedangkan obyek formal adalah objek yang menyangkut sudut pandang dalam melihat obyek material tertentu.
Menurut Endang Saefudin Anshori (1981) objek material filsafat adalah sarwa yang ada (segala sesuatu yang berwujud), yang pada garis besarnya dapat dibagi atas tiga persoalan pokok yaitu : 1). Hakekat Tuhan; 2). Hakekat Alam; dan 3). Hakekat manusia, sedangkan objek formal filsafat ialah usaha mencari keterangan secara radikal terhadap objek material filsafat. Dengan demikian objek material filsafat mengacu pada substansi yang ada dan mungkin ada yang dapat difikirkan oleh manusia, sedangkan objek formal filsafat menggambarkan tentang cara dan sifat berfikir terhadap objek material tersebut, dengan kata lain objek formal filsafat mengacu pada sudut pandang yang digunakan dalam memikirkan objek material filsafat.

Jumat, 23 Juli 2010

DAMPAK DAN KONSEKUENSI PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

A. Pendahuluan
Satu bentuk produk Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah internet yang berkembang pesat di penghujung abad 20 dan di ambang abad 21. Kehadirannya telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi.
Internet merupakan kependekan dari 'interconnected-networking'. Internet merupakan salah satu instrumen dalam era globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubungkan dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau kebangsaan. Melalui internet setiap orang dapat mengakses ke dunia global untuk memperoleh informasi dalam berbagai bidang dan pada glirannya akan memberikan pengaruh dalam keseluruhan perilakunya. Dalam kurun waktu yang amat cepat beberapa dasawarsa terakhir telah terjadi revolusi internet di berbagai negara serta penggunaannya dalam berbagai bidang kehidupan. Keberadaan internet pada masa kini sudah merupakan satu kebutuhan pokok manusia modern dalam menghadapi berbagai tantangan perkembangan global. Kondisi ini sudah tentu akan memberikan dampak terhadap corak dan pola-pola kehidupan umat manusia secara keseluruhan. Dalam kaitan ini, setiap orang atau bangsa yang ingin lestari dalam menghadapi tantangan global, perlu meningkatkan kualitas dirinya untuk beradaptasi dengan tuntutan yang berkembang.
Di masa-masa mendatang, arus informasi akan makin meningkat melalui jaringan internet yang bersifat global di seluruh dunia dan menuntut siapapun untuk beradaptasi dengan kecenderungan itu kalau tidak mau ketinggalan jaman.
Internet yang pada awalnya digunakan di lingkungan Pentagon dan perguruan tinggi serta lembaga-lembaga riset di AS kini merebak ke segala sektor. Mulai dari perusahaan menengah, perusahaan besar, surat kabar, dan bahkan seorang anak dapat menggunakannya. Namun perlu dipahami bahwa dalam era globalisasi ini dimana arus informasi dalam segala bentuknya akan dengan cepat dan mudah diperoleh, ditambah lagi dengan semakin murahnya harga sebuah komputer dan akses internet membuat pemakai internet dari tahun ke tahun makin meningkat.
Jumlah pengguna Internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu, dan pandangan dunia. Dengan hanya dipandu oleh mesin pencari seperti Google, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses internet yang mudah atas bermacam-macam informasi. Dibanding dengan buku dan perpustakaan, Internet melambangkan penyebaran (decentralization) / pengetahuan (knowledge) informasi dan data secara ekstrim.
B. Dampak Penggunaan Teknologi Internet
Materi ini sesungguhnya telah disebutkan sebelumya ketika membahas tentang Internet beberapa waktu yang lalu. Namun, untuk sekedar mengingatkan kembali memori yang lama, disini disebutkan kembali dampak-dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan teknologi internet.
1. Dampak Positif
Peningkatan jumlah pengguna internet yang semakin pesat belakangan ini dikarenakan banyaknya manfaat dan kegunaan ataupun dampak positif yang ditimbulkan oleh teknologi ini. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Internet dapat berguna sebagai media komunikasi dan banyak digunakan untuk berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia.
2. Teknologi internet dapat menciptakan suatu komunitas atau jaringan tertentu dengan adanya friendster, facebook, blog, dsb.
3. Media untuk mencari informasi atau data, mencarai data dapat dilakukan dengan cepat, melalui yahoo, google, dll.
4. Kemudahan memperoleh informasi yang ada di internet sehingga manusia tahu perkembangan dunia luar dan apa saja yang terjadi. Arus informasi tetap mengalir setiap waktu tanpa ada batasan waktu dan tempat.
5. Media pertukaran data, dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www (world wide web – jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.
6. Internet sebagai lahan informasi untuk bidang politik, pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain.
7. Selain itu, internet juga dapat mencegah penurunan fungsi otak. Menjelajahi dunia internet ternyata dapat menstimulasi pusat otak. Sebab ternyata, dengan berinternet-ria, seseorang dapat melibatkan aktivitas otak yang rumit sehingga dapat melatih dan memperbaiki fungsi otak.
2. Dampak Negatif
Internet bukan saja dapat memberikan hal-hal yang positif bagi kita tapi juga hal-hal yang negatif. Di bawah ini merupakan beberapa dampak negatif yang dapat dihadirkan dari penggunaan teknologi internet, yakni:
1. Internet dapat digunakan untuk mengakses gambar dan film porno. Walaupun gambar porno dan cerita porno dapat diperoleh dari berbagai sumber, kehadiran internet semakin menyemarakkan perolehan pronografi tersebut. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela. Di internet terdapat gambar-gambar pornografi dan kekerasan yang bisa mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk bertindak kriminal.
2. Internet pun tidak luput dari serangan penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi informasi yang Anda dapatkan pada penyedia informasi tersebut. Jangan mudah percaya dengan tawaran-tawaran yang diberikan dan jangan sembarangan bila akan menggunakan credit card untuk belanja on-line.
3. Pola hidup yang semakin individualistis. Kehadiran komputer telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Orang kini merasa gengsi jika tidak berinternet, padahal belum tentu dia membutuhkan informasi. Program internet relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri.
4. Konsumerisme yang makin tinggi. Banyak orang kini melakukan online shopping lewat internet. Semakin sering akses ke internet dan mengunjungi web-web komersial berarti makin banyak barang-barang yang dilihat yang pada akhirnya tergoda dan terpikat untuk membeli. Dengan adanya kartu kredit semuanya semakin mudah saja dan inilah kombinasi yang ampuh untuk menghamburkan uang.
5. Kemudahan memperoleh informasi melalui media internet juga dapat menimbulkan budaya copy-paste. Pelajar/mahasiswa yang malas mengerjakan tugas dari pengajar biasanya memanfaatkan beragam informasi yang diperolehnya dari internet. Data yang diperolehnya kemudian dicopy dan disalin menjadi tugasnya. Metode inilah yang kini kian merebak dikalangan pelaku pendidikan, terutama pelajar dan mahasiswa.
Kemunculan teknologi internet mempunyai dua sisi yang berbeda. Disatu sisi membawa banyak manfaat bagi penggunanya. Namun, disisi lain teknologi internet juga tak dapat dilepaskan beragam dampak negatif yang akan muncul bila teknologi ini disalahgunakan. Dengan kemampuan kita untuk memilih diharapkan kita dapat mempergunakannya dengan bijaksana sesuai kebutuhan kita.